Apa yang dirasakan ketika kamu dihina, direndahkan, dicaci maki, dibully
hanya karena kamu bukan siapa - siapa ? Saya pernah mengalaminya. Tak
dianggap, diremehkan, bahkan di saat saya masih SD. Imbasnya, saya
menderita minder akut. Iya, saya gak pedean, malu-malu dan menjadi
pribadi yang lemah. Saya selalu merasa sebagai makhluk yang jelek,
miskin dan tidak punya potensi yang bisa dibanggakan.
Ada rasa iri jika melihat perempuan lain yang memiliki kecantikan fisik, kaya dan dipuja disana sini. Sepertinya hidup wanita cantik itu begitu banyak kemudahan. Banyak yg memperhatikan, mempedulikan dan selalu ada yang membantunya. Sedangkan saya? Ah, siapa yang mau peduli?
Hingga suatu saat, ada saudara saya dari luar kota berkunjung ke rumah kami untuk pertama kalinya, dan serta merta menjabat tangan saya sambil berkata,
"Wah.. cantiknya.. "
Apa? Saya terperanjat. Siapa yang cantik? Saya kah? Ah.. mana mungkin. Saudara saya lagi sakit mata kali.. Waktu itu saya hanya membatin saja. Senyum malu-malu saya tampakkan sebagai apresiasi pujiannya kepada saya.
Tahukah temans, ketika saudara saya pulang, ucapannya terus terngiang-ngiang di telinga saya. Saya jadi senang memperhatikan diri saya di cermin, yang tadinya cermin itu saya musuhi karena tidak bisa memantulkan pancaran wajah saya seperti Putri Salju..huh..
Dulu, saat saya mengaca, selalu saya temukan banyak kekurangan di wajah saya.. Entah mata saya yg sipit, hidung yang tidak begitu mancung, bibir yang tidak menarik dan lain sebagainya yang membuat saya semakin yakin bahwa wajah saya ini jauh dari kata cantik. Ditambah wajah saya yang gampang cemberut waktu itu. Sungguh, ini adalah kejelekan yang sempurna.. Bahkan saya sempat protes kepada Tuhan kenapa saya tidak terlahir sebagai seorang cantik jelita?
Sekarang, saya suka tersenyum ketika mengaca, mencoba membuktikan bahwa ucapan saudara saya tulus, benar adanya bukan basa basi semata. Entahlah. Yang jelas, ucapannya waktu itu menjadi titik balik bagi saya untuk lebih menghargai diri sendiri. Bersyukur bahwa mata saya yang sipit telah berjasa melihatkan saya tentang banyak hal indah di dunia ini. Hidung saya yang semi mancung ternyata berfungsi dengan baik. Pun bibir saya terlihat menarik ketika saya tersenyum. Ah.. iya, saya lupa kapan terakhir tersenyum saking jarangnya. Lambat laun saya mulai menyadari dan bisa berdamai dengan keadaan. Mensyukuri bahwa Tuhan menciptakan saya tentu ada maksud dan tujuannya. Saya mulai percaya diri dan mengembangkan potensi dalam diri saya. Saya menggila, mulai bergaul dengan siapa saja dan ternyata dapat diterima dg baik. Saya menjadi nyaman menjadi diri sendiri. Ketika saya nyaman dan percaya diri, saya lebih bisa menghargai orang lain dengan baik.
Saya selalu berusaha menjaga ucapan dan sikap saya jangan
sampai melukai hati orang lain. Saya tahu bagaimana rasanya dicubit,
sehingga saya berusaha untuk tidak mencubit. Kecuali saya dicubit
duluan, saya balaslah..biar jadi cubit-cubitan.. #eh..
Ternyata
kenyataan tak sehoror pikiran saya sendiri saat didera minder. Sungguh,
ketika saya bisa menghidupkan suasana saat bersama teman-teman, saya
merasa diri saya cantik dan menarik. Ketika saya mempercayai diri sendiri, saya
yakin inner beauty saya memancar dan menebarkan aura positif. Hal itu
mempengaruhi saya dalam bersikap. Saya lebih ramah, tak pelit untuk
senyum dan menjadi pribadi yang suka humor dan sering dimintai tolong
apapun yang bisa saya tolong. Hidup saya jadi berwarna dan lebih
menyenangkan. Bersyukur saya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Saya menganggap, semua wanita diciptakan Tuhan cantik. Tanpa kecuali. Lebih cantik lagi jika attitude-nya bisa dijaga untuk menghargai orang lain, tidak menyakiti dan merugikan orang lain. Tak peduli bagaimana kondisi fisiknya, seorang wanita terlihat cantik ketika ia bisa menghargai orang lain dengan senyumnya, mampu menjadi pendengar yang baik dan tidak suka menyebarkan gosip tak penting. O ya, menurut saya cantik akan terlihat ketika seorang wanita dapat mengontrol emosinya dengan baik. Tak mudah mencaci maki seseorang di muka umum hanya karena tak sengaja menginjak kakinya misalnya. Definisi cantik tidak lagi dilihat dari mulusnya kulit, mahalnya busana dan asesoris yang dikenakan atau wajah cantik jelita bak bidadari. Lenyaplah kecantikan seseorang ketika ia bisa dengan mudah mempermalukan orang lain di muka umum hanya karena kesalahan kecil yang tak disengaja.
Saat ini, banyak sekali acara komedi di televisi yang mengeksploitasi kekurangan fisik sebagai bahan lawakan. Lucunya dimana coba ? Ketika kita menghina kelemahan fisik orang lain, itu sama artinya kita menghina karya ciptaan Tuhan. Padahal saya meyakini, semua ciptaan Tuhan baik adanya.
Lalu ketika banyak orang berlomba melakukan operasi plastik demi mendapatkan kecantikan yang diidamkan, menurut saya pribadi, itu sama artinya tidak mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Tapi ya monggo mawon kalau untuk alasan medis, atau untuk alasan supaya lebih percaya diri atau pula jika memang ada uangnya..Toh, dokter bedah estetika memang pekerjaannya untuk membuat seseorang menjadi lebih cantik. Kalau merawat, membuat lebih baik tanpa harus mengubah aslinya memang sudah sepantasnya. Ini menurut saya lho..bagaimana definisi cantik menurutmu?
The power of make up ;p
Menurutku, kepercayaan diri memancarkan kecantikan dari dalam diri kita ;) Akupun pernah mengalami minder jaman kecil dulu.
ReplyDeleteIya, mba Rahmi..goodbye minder..percaya diri lebih baik.. :D
DeleteMasa remajanya ayu mbak....sekarang mature :)
ReplyDeleteWah, jadi GR sayah..hehehe..makasih mba Riawani.. :D
DeleteCantikkk hihii
ReplyDeleteAku mb, lebih pesek idung aku hihi
Hehehe..tetap bersyukur mba Nita, biar pesek tetep cantik.. :D
DeleteMemang bullying itu bikin orang minder ya. Orang korea yang operasi plastik itu juga karena ga diterima oleh masyarakat karena wajahnya.
ReplyDeleteiya mak Leyla..banyak dampaknya dari bullying..ada yg bisa jadi kuat dan ada juga yg jadi lemah.. :)
DeleteSama mbak, dulu juga aku korban bully :DD
ReplyDeleteTapi selama kita nrima diri apa adanya, yah.. woles aja..
Yang bully aku berhenti sendiri karena nggak ku gubris :))
Emang saat di bully terasa sakit ya, mba Nindya..tapi sekarang jadi bersyukur kalo dulu gak dibully mungkin saya gak sekuat seperti sekarang.. :D
Deletekok aku banget ya mba, sama nih ceritanya. Di bully sejak masih SD, nggak pedean juga akhirnya :D Waah hidungnya semi mancung, aku mah pesek hihi *disyukuri aja tapi masih bisa nafas. kalau sekarang sih masa bodo orang mau bilang apa :) Tuhan pun sudah menciptakan dengan porsi yang pas, buat apa di ubah-ubah :) Yang penting senyum dan percaya diri
ReplyDeleteIyes mba Gilang..yang terpenting sih, gimana kita bisa menghadapi dan bangkit dari bully itu..selalu bersyukur, tak apa tidak dihargai manusia yang penting di mata Tuhan kita berharga..itu prinsip saya.. :D
DeleteKalau dibully, cukup senyumin aja, Mbak. Bangga dengan diri sendiri ya :)
ReplyDeleteOk, sip mb Putri..thanks.. :D
Delete