Friday, August 19, 2011

Promo Murah Ban Dunlop




Yup..mulai hari ini berlaku promo harga khusus ban Dunlop di Wiyono Putro Autoshop, Jl. Raya Kelor - Karangmojo Km. 7 Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Pernah dengar nama dan daerah ini ? Kalau mengikuti sepak terjang saya pasti tahu lha wong itu tempat mata pencaharian saya mencari nafkah, hehehe..

Promo ini berlaku untuk ban Dunlop Sp10 ukuran 155/80-12 hanya seharga 260 ribu sudah termasuk pasang dan balancing. Murah kan ? Jadi, pemilik ban Carry, Hijet dan yang senasib ukuran bannya alias sami mawon, bergegaslah sebelum stoknya habis. Apalagi saat ini ban-ban mobil yang baru, harganya sudah nggak kuku..jadi mumpung ada promo murah ini, tunggu apa lagi, mau lebaran bannya baru dooonnnggg..hehe..

Kemudian, untuk pemilik mobil Kijang, Xenia dan lain-lain yang ukuran bannya 165/80-13, ada lagi promo khusus dari Dunlop Prosafer. Murah, harganya cuma 300 ribu sudah termasuk pasang plus balancing. Balancingnya pakai timah lagi. Ahaaayyy..tunggu apa lagi ? Buruan dah..nggak pake lama..hahaha..( promosinya..)

Trus, kalau misalnya cuma mau dipasang aja, nggak mau dibalancing, alasannya karena pelegnya masih bagus nggak bermasalah, nggak mobeng maksudnya..ya nanti ada potongan harga lagi. Siip kaaan...??


Ayo cepat..bergegaslah, kesempatan emas ini tidak datang dua kali. Cuma sekali lho..jangan sampai nyesel...pasti puas. Dijamin !

Segera berbondong-bondong datang ke Wiyono Putro Autoshop.

Untuk info lebih lanjut hubungi no 081328505252, 0274-6947649. Pasti dijawab kecuali sms yang mboten-mboten, tidak akan dilayani. Makasih.

Wednesday, August 17, 2011

Merdekah..kah..kah..?

Gambar diambil dari sini




Ini hari merdeka. Ya, 17 Agustus 2011 sekarang, berarti Indonesia sudah 66 tahun merdeka. Usia manula sebenarnya, yang sudah kenyang dengan asam garam kehidupan. Tak tahu apakah manula yang sukses atau yang carut marut dengan segala persoalan negara.


Terima kasih kepada para pahlawan bangsa baik yang dikenal ataupun yang tak dikenal yang telah berjuang sekuat tenaga hingga tetesan darah terakhir. Nyawa menjadi taruhan demi kemerdekaan negeri ini. Walaupun apa yang diberikan negara kepada para veteran manula saat ini tak sebanding dengan perjuangan mereka tempo doeloe. Mana ada kesejahteraan hari tua untuk mereka ?


Generasi muda tinggallah menikmati merdeka itu apa. Kalau dulu tidak sempat angkat senjata untuk meraih kemerdekaan itu, sudah layak dan sepantasnya jika sekarang angkat prestasi, turut menyumbangkan gagasan, pikiran dan karya nyata untuk membenahi negeri ini yang semakin tak tahu arah hendak kemana. Alih kemudi menjadi pemimpin yang jujur, berdedikasi tinggi, yang tidak silau dengan harta dan uang rakyat semata.


Kikis semua krisis moral yang semakin menjadi, merajalela hingga turun temurun, tumpas anarkhis yang tak logis, tangkap maling berdasi yang sudah tak punya malu itu. Mau jadi apa jika negeri kaya raya, gemah ripah loh jinawi ini jika pemimpinnya adalah maling terorganisir yang tak segan saling suap sana sini demi kepentingan golongannya sendiri. Lama-lama negeri ini menjadi negeri maling profesional dan berkelas. Salah siapa jika rakyat ikut-ikutan jadi maling karena meniru pemimpinnya yang ternyata mbahnya maling itu ? Ah..


Tak tahu harus memekikkan "merdeka" atau "merdekah..kah..kah..?" Ya..sudahkah kita merdeka sebenarnya. Secara hitam di atas putih, tak ada lagi penjajahan yang nyata-nyata berupa perang sehingga mau tak mau rakyat harus angkat senjata untuk meraih kemerdekaannya. Tak ada bangsa lain yang mau merebut kekuasaan atas negara kita. Tapi lebih parah karena penjajah yang sebenarnya sekarang adalah oknum bangsa sendiri yang secara terang-terangan saling berebut kekayaan negeri ini yang menjadi hak rakyat dan kaum terpinggir. Mereka yang diberi wewenang dan kepercayaan, harapan rakyat untuk memimpin, nyata-nyatanya membuat negeri ini semakin terluka, menangis perih dan menangis darah. Mana janji mereka saat kampanye dulu yang menghabiskan dana rupiah yang berlipat ganda nolnya itu ?


Yah..berdoalah..saat ini mari kita berdoa, saling mendoakan semoga pemimpin bangsa ini tiba-tiba mendapatkan peringatan untuk bertobat. Membenahi segala kesalahan. Memulai lagi untuk hidup yang lebih mulia. Mengetahui bahwa apa yang mereka perebutkan selama ini, jabatan, kekuasaan, materi, hedonisme selama ini hanyalah sampah semata dihadapan-Nya. Sampah yang tak bernilai, yang sudah tak bisa di daur ulang lagi, sampah yang hanya menimbulkan bau dan penyakit yang tak tersembuhkan. Untuk apa rebutan sampah seperti itu ?


Berdoa juga semoga kita semua masih dianugerahi urat malu yang tebal, hati nurani yang belum tumpul, yang masih bisa membedakan mana yang benar dan salah. Masih bisa mengingat dengan baik apa tujuan utama kita hidup di dunia nan fana ini. Masih ingat dosa itu apa dan belum amnesia jika menjadi maling termasuk dosa apa tidak.


Marilah memerdekakan bangsa kita dari segala kebohongan, kemunafikan, dan segala kejahatan yang membuat rakyat semakin menderita. Memerdekakan hak-hak orang lain yang sudah seharusnya dirasakan. Memberikan kebahagiaan bukan kesengsaraan semata. Semoga..


Merdekah..kah..kah..?




Friday, August 12, 2011

Cita-Cita Anakku : Jualan Ban



Bicara tentang cita-cita, pikiran kita biasanya sudah terkotak-kotak oleh berbagai profesi layak yang sudah pasti ada prestise tertentu jika kita menyandangnya. Contohnya, profesi dokter, dosen, polisi, guru, insinyur dan lain-lain menjadi jawaban favorit anak-anak saat mendapat pertanyaan "mau jadi apa kalau sudah besar ?"


Wajar saja, karena anak baru bisa meniru dan merasakan apa yang dilihat. Bisa jadi jawaban profesi itu dipilih karena melihat orang tuanya atau saudaranya atau tetangganya berprofesi sebagai dokter, dosen, guru atau insinyur tadi misalnya, sehingga menimbulkan minat anak untuk ikut memilih profesi itu setelah besar nanti.


Tidak ada yang salah dengan semua itu. Ini hanya soal kebiasaan turun temurun. Namun beda dengan anak saya, yang saat ditanya guru di sekolah dininya tentang cita-cita menjawab "Andro ingin jualan ban !"


Semua tertawa mendengarnya. Jawaban yang tidak lazim sepertinya. Tapi masuk akal. Karena setiap hari Andro melihat orang tuanya mencari uang dengan menjual ban mobil. Masuk akal karena di usianya yang 3 tahun lebih, Andro bisa melihat dan meniru.


Good answer, my boy..semoga bisa menjadi penerus usaha orang tuamu ya, Nak..bahkan bisa lebih besar dari sekarang ! Bangganya... :))

Saturday, August 06, 2011

The Past

Kuhempaskan waktu berlalu. Tanpa coba menjemput masa lampau yang terlalui. Walau sekedar untuk mengenang, mengulang cerita atau mencoba mengubah cerita lalu dalam gelak tawa. Aku telah menghindarinya. Sekalipun mungkin aku akan menatap sosokmu walau dalam sekejap.


Dimensi waktu kita telah beda. Tak akan mungkin berada di titik yang sama.


Samar, kesempatan itu telah kubuang percuma. Kan kugenggam kepastian yang telah ada. Tak akan kubiarkan lepas demi mengurai masa lalu nan semu. Dulu kau hanya bayang-bayang dan sekarang pun jua. Tak akan ada nyata. Biarkan kukubur dirimu bagaikan legenda yang sesekali diingat. Yang terkubur tanpa mampu menuntut kekinian bersamaku.


Itu lebih baik kurasa. Walaupun kini rasa itu telah menguap entah kemana. Namun sesekali rasanya menohok mewarnai bunga-bunga tidurku. Kamu pernah ada, namun kini tiada. Tiada dari bagian hidupku dan ada di bagian hidup yang lain. Tak perlu menolak takdir. Atau menyalahkan waktu yang tak berpihak. Kau dan aku tak akan pernah bisa menyatu.


Manis bagiku, entah bagimu. Kau rajin menghiasi mimpi-mimpiku kala itu, entah bagimu. Hatiku selalu bergetar menahan gejolak rindu, entah bagimu. Selalu jutaan tanya menggayut di benakku, entah bagimu. Kau adalah misteri bagiku, entah bagimu. Entah..entah..dan hanya entah yang ada.


Apa artinya jika semua ini hanya kurasa sendirian ?



Susah payah ku mengurai air mata tanpa pernah kau mengerti rasa yang ada padaku ?


Tak ada kata, tak ada gejala yang mengindikasikan rasa yang sama atau beda..


Datar, biasa, samar dan aku hanya bisa meraba-raba..


Bagaimana mungkin jika aku menyimpulkan kau begitu istimewa sedangkan kau sendiri belum tentu menganggapku demikian ?


Bertepuk sebelah tangan, pungguk merindukan bulan...hm..terpuruknya aku..


Tapi..itu masa lalu...


Masa kini..kepastian telah menjadi bagian hidupku..


Kebahagiaan telah kuraih..


Jadi maaf..kulewatkan hari ini untuk tidak bertemu denganmu..


Karena aku bukan yang lalu..


Telah kubuka lembaran baru..


Dan tak akan kubuang waktu demi cerita masa lalu..


Sudah tidak berlaku..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...