Saturday, July 31, 2010

Penculikan yang Meresahkan

Akhir-akhir ini masyarakat Gunung Kidul diresahkan dengan adanya penculikan anak maupun orang dewasa untuk diambil organ tubuhnya yang penting seperti mata, jantung, ginjal dan lainnya untuk dijual. Sungguh, peristiwa ini benar-benar membuat sport jantung siapa saja.

Organ tubuh yang diambil dari manusia normal bisa dijual dengan harga miliaran rupiah. Karena latar belakang ekonomi inilah, orang bisa nekad melakukan perbuatan illegal yang sangat terkutuk itu.

Dari berbagai kabar yang dihimpun, di daerah Semin telah terculik seorang anak SMA laki-laki yang diambil bola mata dan jantungnya, kemudian mayat anak tersebut dikembalikan oleh para penculik biadab itu.

Modus operandi penculikan ini dengan cara berkeliling dengan mobil box berkaca hitam, plat nomor tidak ada, biasanya tiga orang. Tempat yang biasa menjadi target mencari mangsa adalah sekolah, jalan setapak yang sepi bahkan di alas atau ladang tempat petani mencari nafkah. Tak dipungkiri, situasi geografis Gunung Kidul yang masih alami, luas dan sepi justru menjadi lahan subur bagi para penculik ini.

Baru-baru ini, di ladang tidak jauh dari tempat saya tinggal, ada ibu-ibu yang akan diculik oleh 3 orang tidak dikenal. Mobil box diparkir tidak jauh dari lokasi kejadian, 2 orang menunggu di mobil, satu orang memaksa korban untuk ikut dengan cara dipaksa dan dibekap mulutnya. Sebelumnya, korban bertanya orang itu mau apa, dijawab mau mencari burung. Korban curiga karena tidak dilihat alat-alat untuk berburu burung. Secepatnya korban kabur dan berteriak-teriak sebelum ketiga orang itu memaksanya. Karena panik, tiga orang itu lari dan kabur melarikan mobilnya.

Sebelumnya, anak SD juga menjadi target penculikan dengan modus operandi yang sama. Seorang anak yang sedang berjalan dengan temannya di jalan setapak yang sepi, langsung ditarik oleh seorang laki-laki dan dibawa masuk ke mobil box. Temannya berteriak-teriak dan beruntung, sang bocah yang tertangkap bisa kabur setelah menendang pintu mobil.

Banyak sekali kejadian yang nyaris terjadi penculikan. Semestinya kita harus lebih waspada, dan tolong pak Polisi mohon diperketat pengamanan karena kejadian ini sudah sangat meresahkan. Jangan tunggu sampai banyak korban tapi mencegah lebih baik. Dan tentunya, tidak di Gunung Kidul saja, penculikan bisa terjadi dimana-mana dengan berbagai modus operandi yang berbeda pula. Jadi, waspadalah !

Friday, July 30, 2010

Fenomena Kerokan


Entah mengapa, setiap kali tubuh saya menunjukkan gejala tidak enak badan seperti akan jatuh sakit karena masuk angin, saya punya kebiasaan mengerok leher saya dengan uang logam gopek dan balsam. Biasanya, bekas kerokan menghasilkan warna merah sampai merah kehitaman. Semakin menghitam warna kerokannya dan kulit tidak terasa sakit saat dikerok, maka tingkat masuk anginnya mendekati parah.

Saya terbiasa melakukan ritual ini saat badan pegal-pegal karena kecapekan. Saya balur bagian leher, dada, perut dan punggung dengan obat gosok atau balsam. Rasa mint balsam yang semriwing sedikit meredakan badan saya yang tadinya berasa tidak karuan. Jika kerokan di leher dirasa kurang, saya akan mengerok bagian atas pundak saya sambil memijat-mijat sendiri bagian tubuh yang mrengkel dan tak ketinggalan pula memijat jari tangan dan kaki seperti pijat refleksi.

Saat tidak sehat, jari-jari saya terasa sakit saat dipijat. Jika saya tidak sanggup melakukannya sendiri, biasanya saya minta bantuan tetangga yang bisa mengerok leher dan punggung serta memijat seluruh tubuh saya dengan tarif yang telah disepakati bersama. Ajaib, biasanya tanpa menunggu waktu lama badan saya segar kembali dan tidak jadi sakit tanpa harus ke dokter atau minum obat.

Saya tidak tahu pasti penyebab kesembuhan berkat kerokan itu, apakah sekedar sugesti saja atau memang kerokan ini sangat mujarab. Sepertinya, dengan dikerok, otot-otot yang tadinya kaku menjadi lemas kembali, peredaran darah menjadi lancar kembali, dan warna merah yang ditimbulkan seperti menjadi bukti bahwa angin yang masuk berhasil dikeluarkan seiring dengan timbulnya sendawa. Uh..lega banget rasanya..

Kesembuhan saya semakin sempurna setelah makan satu mangkok soto daging dengan sambal yang pedas dan minuman jeruk panas satu gelas. Begitu keringat keluar, langsung segar bugar..hehe..

Di desa tempat saya tinggal, kerokan sudah menjadi solusi saat badan dilanda masuk angin. Tidak tua tidak muda, semuanya sudah terbiasa kerokan. Sepertinya tradisi kerokan ini sudah turun temurun dari nenek moyang. Bukan hal yang aneh jika leher atau punggungnya merah-merah karena kerokan, dan pemandangan kerok mengerok di bawah pohon nan rindang sudah biasa terlihat.

Biasanya, orang yang dikerok bertelanjang dada dan bagian depannya ditutup dengan kain atau apa saja yang bisa untuk menutupi bagian depan. Si pengerok berkonsentrasi mengerok punggung yang sakit dengan dua garis sejajar arah vertical di sepanjang tulang punggung, dan garis horizontal sepanjang tulang rusuk di kanan kiri punggung dari atas di ujung bahu hingga ke bawah di pangkal pinggang dengan jarak antar garis kerokan sekitar 2 centimeter. Yang sudah mahir mengerok, biasanya kerokannya tidak sakit dan motif kerokan yang dihasilkan bisa lurus rapi, enak dilihat.

Bayi atau anak kecil yang sakit pun tak luput dari kerokan jika masuk angin. Tapi bukan uang logam yang digunakan untuk mengerok, biasanya dengan bawang merah sebagai pengganti uang logam dengan minyak telon atau minyak kayu putih sebagai pengganti balsam. Warna kerokan yang dihasilkan juga merah lho..saya sudah mencoba pada anak saya. Dan puji Tuhan, anak saya tidak jadi sakit setelah dikerok.

Menjadi pertanyaan saya, sebenarnya apakah masuk angin itu ? Apakah benar angin bisa menyebabkan sakit ? Lalu, bagaimana sebenarnya metode kerja kerokan itu ? Apakah ada kerugian, bahaya atau efek samping dari kerokan itu sendiri ? Sejauh ini sih, saya merasa aman-aman saja dengan kerokan, bahkan bisa bablas angine..hehe..

Di bawah ini ada beberapa kutipan tentang kerokan yang saya ambil melalui bantuan Google, semoga bisa memberi manfaat.

Dalam perspektif Kesehatan menurut dr. Prasanthi yang bersumber pada http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/012007/14/geulis/lainnya.htm kerokan merupakan upaya mengusir masuk angin dengan peningkatan panas, dan bukan mengeluarkan angin lewat pori-pori kulit. Bagi masyarakat awam, memang kerokan sering dipahami sebagai cara "mengeluarkan angin". Padahal, angin atau udara tak pernah keluar lewat pori-pori, melainkan hanya bisa masuk atau keluar lewat organ pernapasan dan pencernaan."Meskipun istilah masuk angin tidak terdaftar dalam kamus medis, namun ia merupakan penyakit umum. Gejalanya, antara lain meriang, kepala pening, leher dan persendian pegal-pegal.Sementara, kerokan yang menggunakan minyak kelapa plus balsam dengan perangkat sekeping uang logam, merupakan salah satu cara untuk menghangatkan bagian tubuh yang dikerok. Ketika orang masuk angin, atau istilah kedokterannya commond cold suhu tubuh bagian belakang turun. Gejala ini terjadi akibat kekurangan energi panas. Kerokan dipercaya bisa menetralisasi suhu tubuh di bagian itu.Tapi, dari sisi kesehatan, amankah cara ini?ISTILAH masuk angin, sebenarnya tidak berarti bahwa angin benar-benar masuk ke dalam tubuh. Sesungguhnya, tiupan angin menyebabkan suhu tubuh menurun. Karena bagian belakang terkena angin, temperatur tubuh turun. Lalu, muncul gejala masuk angin seperti pusing, meriang, atau pegal-pegal tadi.Peristiwa ini berbeda dengan pengaruh hawa dingin yang mengenai seluruh tubuh, baik bagian belakang maupun depan. Jadi, saat suhu udara turun, temperatur seluruh badan ikut turun. Sementara, paparan angin umumnya cuma mengenai salah satu sisi badan sehingga bagian itu saja yang turun suhunya. Wajar kalau orang lantas menyebutnya masuk angin.Masuk angin akut lebih mudah dikenali karena biasanya berujung pada gejala flu seperti bersin-bersin dan pilek. Bila masuk angin tidak disadari dan berlangsung terus-menerus, bisa menimbulkan rasa sakit kronis. Paling sering terjadi adalah nyeri leher dan pundak gara-gara AC.Masuk angin juga bisa menyebabkan perut kembung karena di bagian belakang tubuh terdapat titik-titik syaraf yang berhubungan dengan organ bagian dalam. Jika titik-titik itu kena rangsangan, organ dalam ikut terkena.
Kerokan merupakan salah satu usaha untuk menyeimbangkan suhu tubuh. Guna menjelaskan pola keseimbangan itu, ada konsep dasar pengobatan Cina yang membagi tubuh jadi bagian tubuh panas (disebut yang) dan bagian tubuh dingin (yin).Bagian yang meliputi kepala serta tubuh bagian belakang. Sementara yin terdapat pada tubuh bagian depan. Menurut konsep yin yang, orang terbilang sehat bila yin dan yang-nya dalam keadaan seimbang. Kalau tidak seimbang, akibatnya ya sakit. Yang terlalu tinggi, yin rendah, ya sakit juga.

Dalam hal masuk angin, penurunan suhu tubuh menyebabkan pembuluh darah di kulit tubuh bagian belakang mengalami penyempitan (konstriksi). Pembuluh darah kulit yang mengalami konstriksi memberi reaksi dingin. Konstriksi itu merupakan efek kompensasi. Saat suhu tubuh bagian belakang menurun, otomatis pembuluh darah kulit berkonstriksi agar seluruh tubuh tidak dingin.Konstriksi itu bisa mengakibatkan oksigenasi pada permukaan tubuh (terutama bagian belakang) jadi turun atau berkurang, sekujur badan terasa sakit. Selanjutnya, muncul gejala bersin. Nah, tindakan kerokan bisa mengubah suhu tubuh jadi seimbang kembali.DASAR pengobatan tradisional bersumber pada penyeimbangan empat pola penyakit yakni kuat, lemah, panas, dan dingin. Prinsip penyembuhannya adalah mengembalikan energi tubuh ke posisi seimbang. Kalau terlalu kuat dilemahkan, yang lemah dikuatkan, kelewat panas didinginkan, terlalu dingin dipanaskan. Sehat itu adalah kondisi energi yang seimbang.

Demikian pula yang terjadi pada masuk angin. Guna menyembuhkannya, tubuh harus mengembalikan keseimbangan yang dan yin, salah satu caranya dengan menaikkan suhu lewat kerokan. Mengurangi yin, memang bisa jadi seimbang, namun tidak berada pada posisi normal.

Upaya peningkatan suhu di bagian belakang tubuh bisa berpedoman pada hukum Einstein (E=mC2). Energi atau panas dihasilkan dari gesekan dua benda. Kalau permukaan kulit dikerok, suhu tubuh pun akan meningkat. Panas yang cukup tinggi berefek melebarkan pembuluh darah dalam kulit. Otomatis, peredaran darah jadi lancar dan oksigenasi lebih baik sehingga rasa sakit di tubuh berkurang. Ujung-ujungnya, timbul pula reaksi otonomik (sistem parasimpatik). Saraf otonom pada bagian belakang tubuh jadi seimbang.Jadi, kerokan merupakan upaya mengusir masuk angin dengan peningkatan panas, dan bukan mengeluarkan angin lewat pori-pori kulit. Bagi masyarakat awam, memang kerokan sering dipahami sebagai cara "mengeluarkan angin". Padahal, angin atau udara tak pernah keluar lewat pori-pori melainkan hanya bisa masuk atau keluar lewat organ pernapasan dan pencernaan.

Masuk angin gara-gara gempuran angin dingin AC tak perlu diobati. Cukup berpindah posisi atau mematikan AC, pegalnya akan sembuh. Sedangkan masuk angin kronis tidak sekadar di bawah kulit, tapi sudah sampai ke dalam otot. Jadi, perlu pemanasan dalam sampai kedalaman 3-4 cm di bawah kulit, dan itu tak mungkin dicapai dengan kerokan.Cara kerokan paling efektif adalah "menggarap" daerah belakang tubuh, kepala atau leher. Pola umum kerokan biasanya membentuk garis-garis lurus dari atas ke bawah dan miring di sisi kiri kanan ruas-ruang tulang belakang ataupun pada leher bagian belakang. Itu bukannya tanpa alasan. Pada tubuh kita terdapat sekira 360 titik akupunktur utama yang berhubungan dengan organ penting. Begitu pun pada tubuh bagian belakang, terdapat titik-titik yang berhubungan dengan organ dalam tubuh (organ viscera).

Dengan pola kerokan yang benar, yakni ditarik lurus ke bawah di sisi kiri kanan ruas tulang belakang, kemudian digeser condong ke arah kiri dan kanan, reaksi optimal dapat dicapai. Gosokan-gosokan itu mungkin secara tidak sengaja menekan titik-titik akupunktur tertentu di tubuh bagian belakang.

Namun, perlu dipertimbangkan bahwa tiap orang memiliki kepekaan kulit dan daya tahan terhadap rasa sakit yang berbeda-beda, ada yang terbiasa dikerok sedikit, tapi tak jarang ada yang suka dikerok dalam-dalam sampai merah padam. Sebenarnya, tak ada aturan hasil kerokan harus sampai merah darah.

Sampai saat ini belum ditemukan efek samping kerokan. Yang jelas, cara ini bisa menimbulkan ketagihan. Kalau jaringan kulit dikerok, akan timbul reaksi jaringan. Bisa reaksi lokal, atau yang bersifat neural (saraf). Reaksi lokal terlihat langsung, misalnya warna merahnya kulit. Kerokan dengan intensitas kuat dan frekuensi rendah mengenai titik-titik saraf yang berhubungan dengan otak sehingga organ ini menyekresikan hormon endomorfin (B-endorfin, dinorfin, dan enkepalin).B-endorfin menimbulkan rasa nyaman karena ia berfungsi mengendalikan rasa nyeri. Adanya zat-zat itu dalam darah menyebabkan penderita merasa lebih bugar. B-endorfin juga merangsang organ viscera, terutama paru-paru dan jantung, sehingga penderita bisa bernapas lebih lega, serta peredaran darahnya jadi lebih baik.

Kemungkinan, penyebab ketagihan pada kerokan adalah zat morfin (endorfin). Padahal, tujuan tubuh mengeluarkan zat morfin hanya untuk reaksi lokal. Karena kebiasaan, penderita pun jadi ketagihan. Nah, masih ingin bertahan dengan cara tradisional ini? Kalau begitu, kerok saja! (dr. Prasanthi)***
Gambar dipinjam dari sini

Monday, July 12, 2010

Happy Birthday To Me !


Yeah..akhirnya saya bisa merasakan ulang tahun lagi, untuk yang kesekian kali. Puluhan memori kembali berulang di benak ini. Ada tanya yang tersirat, sebenarnya apa arti ulang tahun yang hakiki itu sendiri ?

Apakah ulang tahun hanya cukup ditandai dengan seloyang kue tart ( black forest yang lagi trend..! ), lilin berbentuk sejumlah angka yang merujuk pada umur yang lagi ultah, dirayakan di dalam gedung yang megah atau hotel, gema lagu Happy Birthday, ucapan selamat, cipika-cipiki..selanjutnya..apa lagi ?

Pantaskah jika ulang tahun kali ini mengukuhkan jati diri saya sebagai seorang yang dewasa ?

Dewasa ? Ya..sudahkah saya layak disebut sebagai seseorang yang telah dewasa. Secara harafiah, umur 32 tahun bukanlah usia seorang bayi ataupun seorang gadis remaja. Come on..saya sudah berstatus sebagai seorang istri dan seorang ibu sekarang.

Lalu ? Kenapa jiwa kanak-kanak itu masih seringkali ada ? Atau kenapa mata ini masih mudah menitikkan air mata tiba-tiba saat hati terluka ? Atau pula, kenapa saya kadang-kadang tanpa rasa berdosa ikut bermain bersama anak-anak kecil di sawah, berlari kejar-kejaran, dan seringkali berebut mainan dengan anak ? Ah ya..ini hanya sebagian kecil saja kok, hanya gambaran tentu saja, nggak mutlak..

Selebihnya, saya adalah tipe pekerja keras yang badan ini bisa pegal jika hanya berdiam diri saja. Saya yang kadang gelagapan saat bangun kesiangan dan segera berlari menuju tukang sayur diseberang rumah sana, memasak sesegera mungkin supaya anak dan suami bisa sarapan tepat waktu. Atau saya yang masih setia mencatat belanjaan hari ini, yang keningnya bisa berkerut jika harga kebutuhan naik dari cabe, bawang, sayuran, minyak goreng ataupun lauk pauk. Pusing dah…!!

Ah..otak ini berputar bagaimana mencari cara untuk meminimalkan ini dan memaksimalkan itu. Semuanya demi suatu maksud mencapai kata efektif dan efisien serta tidak dituduh sebagai pemboros. Bagaimana bisa boros jika tangan ini ikut mencari uang, merasakan letih dan susahnya mengumpulkan rupiah. Sangat tidak bijak rasanya, jika hasil dari pengorbanan itu dihamburkan begitu saja demi sesuatu yang tidak penting.

Ya, ulang tahun kali ini memang tidak ada perayaan yang khusus seperti juga tahun-tahun sebelumnya. Tak ada kue, tak ada lilin tapi hati ini membuncah tatkala ucapan selamat dari orang-orang tercinta silih berganti datang dari jam dua belas malam tadi. Melalui telepon, sms, jejaring sosial atau kontak fisik berupa salaman dan ciuman yang mendarat di bagian-bagian wajah ini, telah tercipta kehangatan dari suami, anak, ibu, kakak-kakak, saudara, handai taulan, sahabat, teman, rekan kerja, dan kenalan. Tertangkap kesan tulus dari semuanya itu lebur dengan rasa bahagia saya. Terima kasih yang tulus untuk kebaikan semuanya..semoga Tuhan membalas dengan berkat yang melimpah.

Ada beberapa ucapan ulang tahun kepada saya yang sama selama beberapa tahun ini, yang cukup menggelitik relung kalbu saya dari sahabat semasa kuliah tempo dulu.

“Selamat hari Koperasi, Jul..semoga segera diangkat jadi Menteri Koperasi..hihi..”.

Suatu kebetulan jika tanggal 12 Juli adalah hari koperasi. Dan ucapan ini berasal dari Devie, teman saya yang berulang tahun tanggal 2 Mei dan berprofesi sebagai Guru, yang selalu saya beri ucapan sama di hari ulang tahunnya :

”Met hari Pendidikan Nasional, Bu Guru..semoga panjang umur, bahagia n sukses selalu. By the way, kapan diangkat jadi Menteri Pendidikannya ? Hehehe..”

Saling berbalas ucapan maksudnya..1-1..lah yauw...

Mungkin, akan lebih afdol lagi jika saya pun turut mengucapkan selamat juga kepada diri sendiri yang lagi berulang tahun. Coba bayangkan, saat ini tangan kanan saya berjabatan dengan tangan kiri saya.

Simak ucapan untuk diri sendiri :

“Happy birthday ya..kamu harus bersyukur masih bisa merasakan ulang tahun. Umur bertambah, tapi kesempatan hidup berkurang. Umur hanyalah angka-angka..tapi usahakan untuk menjadi dewasa dan bijak. Dan ingat, itu nggak gampang, setiap hari adalah waktu yang tepat utuk belajar hingga akhir itu tiba. Akhir dari perjalanan hidup yang semoga tidak sia-sia adanya. Masih banyak yang harus kamu kerjakan, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk sesama. Mulailah dari orang-orang yang kamu kenal dulu baru kemudian kepada orang lain sekalipun yang tidak kamu kenal . Sanggupkah kamu memberi kebahagiaan untuk mereka ?”

Wuah..sebuah ucapan selamat yang cukup panjang, mirip-mirip wejangan. Saya tidak tahu pasti, sisi mana dari diri saya yang memberi ucapan selamat tadi. Apakah sisi putih saya yang kadang bisa menjelma sebagai malaikat bagi orang lain, atau sisi hitam saya yang kadang mengerikan bagai iblis bagi yang merasakannya, ataukah sisi abu-abu saya yang tak kunjung memutuskan harus bagaimana saya menjadi orang. Harus menjadi orang yang baik atau jahat, karena ada kecenderungan, saya lebih sering memilih diam, berada di diantara sifat keduanya untuk mencari amannya. Nggak terlalu baik tapi juga nggak jahat-jahat amat. Aman..mungkin demikian adanya seperti kebanyakan orang...entahlah..

Paling tidak, saya masih punya segudang cita-cita. Saya punya rencana besar untuk berpuluh tahun ke depan. Saya ingin membahagiakan orang-orang tercinta : ibu, satu-satunya orang tua kandung yang masih saya punya selain bapak ibu mertua tentunya, suami, anak , keempat kakak laki-laki saya, saudara-saudara saya, sahabat-sahabat juga teman-teman dan orang lain semampu saya bisa. Mungkin tidak dengan materi semata, tapi saya masih punya tenaga, pikiran, hati, tawa canda, atau apapun yang bisa saya beri.

Saya punya harapan, bisa berumur panjang dan senantiasa diberi kesehatan sehingga bisa menyaksikan anak saya bertumbuh hingga dewasa kelak ( program jangka panjang ), memberinya adik ( program jangka pendek ), memberikan pendidikan yang terbaik, menjadikannya seseorang yang bisa mengerti arti kehidupan yang sesungguhnya bukan hanya sekedar untuk mengejar kesenangan duniawi semata. Semuanya berpulang kepada tujuan ilahi, mengabdi kepada Tuhan seutuhnya dan berbagi untuk sesama..semoga..

Happy Birthday to Me..! Hooorrreeee…. J

Sunday, July 04, 2010

Welcome July..

Bagiku, bulan Juli adalah bulan yang cukup bersejarah dalam kehidupanku. Sejarah utamanya sudah pasti karena aku dilahirkan bulan ini. Beberapa hari lagi tepat di hari koperasi nanti. Ada yang nggak tahu hari koperasi itu tanggal berapa ? Hayo ngaku..tunjuk jari aja nggak usah malu-malu..satu..dua..tiga..em..wah..wah..kok banyak juga yang nggak tahu ya..? Hm..sebenarnya aku juga nggak tahu awalnya, tapi karena kebetulan ada yang bilang kalo hari koperasi itu sama persis dengan hari jadiku, jadi aku mengingatnya selalu..

Di keluargaku, selain aku yang ultah di bulan Juli, kakak laki-lakiku yang tertua juga lahir di bulan ini. Tepatnya tanggal 20 Juli nanti. So, ada ada zodiac Cancer di keluargaku. Tapi satu zodiac nggak menjamin banyak kesamaan karakter lho, buktinya dulu aku sering berantem sama kakak sulungku ini. Mungkin karena sama-sam berwatak keras ya, nggak ada yang mau ngalah hehe..tapi sekarang malah akur tuh, lha iya abis jauhan sih n udah punya keluarga sendiri-sendiri masak mau berantem terus..malu dong udah jadi Pakde dan Tante jeh..

Lalu, yang paling membekas di bulan Juli bagiku adalah ketika tanggal 26 Juli 1998, 12 tahun yang lalu, Bapakku tercinta dipanggil oleh Tuhan. Tepat dua minggu setelah ulang tahunku yang ke-20. Bagiku, Bapak bukanlah figur yang biasa, beliau sangat luar biasa. Kekagumanku kepada sosok beliau sudah kutuliskan diblog ini “ Bapakku is Superdad”. Bagi yang penasaran, dengan senang hati kupersilakan untuk membacanya..monggo..

Hm..sudah ada clue-nya, tuh..berarti pertanyaan kapan tanggal ultahku dan hari koperasi sudah terjawab dong..wah kalo ini kuis udah dapat door prize tuh hehe..

Terus..di bulan Juli ini pula aku berkenalan dengan si mantan pacar yang sekarang udah naik jabatan jadi misua eh..suamiku tepat di hari ulang tahunku yang ke-21. Kalo cerita tentang aku dan suami boleh deh baca diblog ini juga tulisan tentang “Keajaiban Cinta”. Based on true story tuh..hihi.. baca juga ya..( *maksa ih..* )

Lalu..lalu..ada apalagi ya di bulan Juli ini ? Yang pasti bulan Juli adalah musim liburan, udaranya dingin banget kalo pagi..bbbrrr…banyak yang jadi pengantin di bulan ini..hm..
Trus.. sejarah apalagi ya yang akan terukir di bulan Juli tahun ini ? Kita tunggu aja yah..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...