Friday, April 26, 2013

Nasib Anak Kost


Gambar dipinjam dari sini  

Santai dulu ah..cerita-cerita asyik nih kayaknya, sambil wedangan ( istilah untuk ritual minum teh atawa kopi or apa aja yang penting minum ) sembari ditemani Pacitan  ( nama kota di Jawa Timur ? )..bukan say..pacitan adalah nama lain dari kudapan alias camilan a.k.a penganan. Kedua istilah ini lekat di telingaku semenjak resmi tinggal di Gunungkidul.

Nah, sambil asyik minum dan makan camilan, aku pengin cerita jaman dulu saat jadi anak kost di Magelang. Wuah..banyak suka dan duka ternyata, tapi sekarang kenangan-kenangan itu begitu indah dan selalu asyik menjadi bahan obrolan.

Sudah siap untuk mendengarkan cerita ? Begini adik-adik.. ( action gaya Kak Seto bercerita ) hihi..

Jreng..boleh kok setel lagu yang slow sebagai backsound..ya semacam kayak acara di Greatest memories radio Yasika itu, hayo..pasti ada yang suka dengerin, ayo ngaku ! Ngacung yang tinggi... ( aku juga soale.. )

Waktu itu sekitar tahun 2002, temans..genap setengah tahun paska kelulusan kuliah S1 ku. Empat bulan sebelumnya, aku magang kerja di sebuah yayasan pendidikan sekedar cari pengalaman kerja, lalu dua bulan berikutnya aku dapet panggilan kerja di sebuah distributor resmi handphone asal Finlandia yang berjaya di tahun itu.  Aku girang bukan main, dan memantapkan langkahku untuk sanggup ditempatkan di kota yang butuh waktu satu jam perjalanan dari kota asalku yaitu Jogja. Tahukah temans nama kota yang ngetop dengan pacitan gethuknya ? Aih, ada yang jawab Magelang..yak betulll..

Maka, beramai-ramailah kami berempat yang semuanya berasal dari Jogja, mensurvey kota Magelang. Ceritanya, aku dan 3 orang teman kerja baruku siap sedia untuk merantau di kota gethuk itu. Maka, kami segera mencari lokasi kantor tempat kami bekerja, setelah itu acara dilanjutkan dengan gerilya mencari kost-kostan di lokasi tak jauh dari tempat kerja. Karena ini sifatnya urgent, yang mana deadline sangat sempit yaitu minggu survey plus harus segera dapat kost, karena senin sudah masuk kerja maka bagaimanapun kondisi tempat kos tidak menjadi masalah, yang penting bisa untuk tidur dulu.

Teman kerja di kantorku ada 4, jadi 5 sama aku. Dua cewek termasuk aku, lalu 2 cowok dan 1 leader cowok yang udah stand by duluan di Magelang.

Singkat cerita, aku dan Arum sepakat untuk cari kos yang satu kamar bisa untuk berdua. Alasannya supaya ngirit, karena kondisi keuangan yang masih mefet, saudara-saudara. Bahkan kalau bisa dimungkinkan yang ada dapurnya supaya bisa patungan masak bareng. Kan hemat tuh, kalo dibandingkan harus jajan terus..ya kan ?

Akhirnya dapet deh kamar kos yang cukup besar, dimana sudah tersedia 2 dipan plus kasur kapuknya..lalu 2 lemari kecil. Cocok ! Waktu itu harga sewa per bulannya 150 ribu, dibagi dua jadi 75 ribuan. Cukup terjangkaulah kala itu. Kamar kos kami ada di atas, bersama dengan 3 kamar kos lainnya. Kos putri, di bawah ada ibu kos dan bapak kos. Jadi satu rumah,  gak bebas juga sebenarnya, tapi cukup aman. Teman kos sebelah masih anak-anak SMA, asal Temanggung, tiap minggu mudik.

Lokasi kos sama tempat kerja lumayan agak jauh, naik angkot memakan waktu sekitar 15 menit dengan catatan angkot gak pake ngetem lho, ya. Makanya, kami memutuskan sementara bayar 1 bulan dulu dengan alasan masih training kerja, sewaktu-waktu masih bisa pindah kerja ke luar kota. Begitu alasan ke ibu kos yang sebenarnya menetapkan aturan minimal bayar 3 bulan sewa. Jujur saja, gajian belum, sudah harus bayar 3 bulan sewa ya beratlah, mana lokasi kerja cukup jauh, ibu kosnya agak-agak cerewet dan penuh selidik gitu. Idih..emang kita ini cewek keren apaan ? Hihi..Kita kan penginnya dapet kos yang deket kantor sehingga dengan jalan kaki aja cukup sekalian olahraga gitu lho kamsudnya..

Nah, masalah mulai datang ketika temanku yang punya HP 5110, mau ngecharge handphonenya. Jaman itu, HP tipe ini lagi top-topnya. Sedangkan aku, belum punya handphone. Temanku bingung nyari colokan listrik, aku juga bingung ikut nyariin karena yang ada cuma saklar lampu doang. Ya ampyun..dalam sekejap aku dan Arum berkesimpulan bahwasanya ibu kos ini benar-benar tega dan tidak berperi kelistrikan, sampai-sampai kamar kos tidak diberi colokan listrik. Hah..? Benar-benar aneh bin ajaib.  Colokan listrik hanya tersedia di luar kamar, satu thok thil. Jadi, antrilah kami untuk ngecharge HP, setrika dan lain sebagainya yang berhubungan dengan listrik. Mbok ya ngomong aja ada tambahan biaya listrik atau gimana, masak anak-anak sebelah pada dengerin radio pake batu baterai di jaman yang sudah ada listrik ini. Yang benar saja..jian kebangetan betul. Anak-anak hanya bisa pasrah dan curhat dadakan dengan kami penghuni kos baru kalau ibu kost memang begitu orangnya. Parah beudd...

Lalu, masalah datang lagi ketika aku dan Arum bersiap untuk masuk kerja. Jam menunjukkan pukul delapan lebih seperempat. Jam setengah sembilan, kami harus sudah sampai kantor. Anak-anak kost yang lain sudah pergi sekolah dari jam tujuh pagi tadi. Aku dan Arum celingak-celinguk. Tidak ada siapa-siapa selain kami berdua. Ibu kost yang biasanya ada, tidak kelihatan. Pas mau keluar, semua pintu terkunci dari luar. Aku dan Arum terjebak di dalam. Waduh..cobaan apalagi ini. Mbok ya kalau pergi itu bilang-bilang, kan ibu kost tahu kami jam kerjanya jam berapa. Mana buru-buru..atau dibikinin kunci cadangan atau gimana kek, kami ini anak kost lho..bukannya nggak bayar..Aku dan Arum kesal bukan main. Bolak-balik gedor-gedor pintu lalu naik ke atas liat ke bawah kali aja ada bu kos di luar. Sempat terbesit pikiran nekad, apa kita loncat dari atas aja ya..? Bah..putus asa pokoknya. Masih baru, telat masuk kerja gimana nanti kalo bos marah. Ah..dilema banget.

Bu kost baru muncul tepat jam 9. Tanpa merasa bersalah sama sekali. Minta maaf kek, apa gimana kek..sampe kami keringetan and bingung begini. Huh. Bikin nggak betah aja. Dan benar saja, kami telat. Ya jujur aja kami katakan alasannya ke leader kami. Duh..aya-aya wae..

Kalo ingat semua cerita itu, sekarang bikin ngakak aja. Culun banget pastinya waktu itu, plus masih unyu-unyu. Hahahah..nasib anak kost..

Hm..kayaknya ceritanya disambung lain kali aja ya, nggak baik kalo kepanjangan. Lagian, aku dah mulai ngantuk nih..masih banyak kok cerita yang lain. Ok, byyeee....

Thursday, April 11, 2013

Rumah di Sebelah Kuburan, Siapa Takut ?


Gambar dipinjam dari sini


Sejauh mata memandang..adalah rumah masa depan. Tempat terakhir dari perjalanan hidup nan fana. Siapapun, entah kapan, bila tiba saatnya akan sampai jua kesana. Hanya menunggu giliran tiba.


****

"Mama, orang mati itu kan diem, kenapa harus takut ? Andro nggak takut tinggal di rumah dekat kuburan.."

"Iya, sayang..mereka semua sudah tenang dalam keabadian..kalaupun ada yang belum sampai jalannya, kita doakan saja.."

"Belum sampai kemana, Ma ?"

"Sampai diterima di sisi Tuhan, sayang..mereka masih membutuhkan banyak doa dari yang masih hidup, seperti kita.."

"Oh..gitu ya, Ma..kalau begitu Andro akan selalu mendoakan yang sudah meninggal.."

****

"Hah..? Rumah deket kuburan ? Apa gak takut..apalagi tempat itu terkenal angker lho..banyak yang pernah diliatin pocong, ada yang diikutin Kunti.."

"Kata siapa ?"

"Kata orang-orang.."

"Orang yang mana..?"

"Ya, banyak.."

"Apa kamu melihatnya ?"

"Nggak sih, tapi kata orang-orang.."

"Katanya kan ?"

****

"Deal ya pak.."

"Segala tanah, beserta tumbuhan di atasnya dan segala isi didalamnya menjadi milik pembeli ?"

"Ya.."

****

"Wah, pindah sini ya..hebat, berani ya tinggal di sebelah kuburan.."

"Kan, malah banyak tetangganya.."

"Haha..iya, tapi tidur semua tetangganya.."

"Ya gak papa, namanya tetanggaan ya saling berusaha membuat betah satu sama lain kan ?"

"Iya, nggak masalah sih kalau kalian berani.., kalau aku ya masih mikir-mikir.."

"Lha wong besok kita juga dikubur kok takut sama kuburan.."

"Hehehe..iya juga sih, sebenarnya..cuma ya, nggak semua orang berani, itu masalahnya.."

"Sebenarnya, budaya kita itu budaya menakut-nakuti. Anak kecil yang nggak tahu tentang setan, dikasih tahu, eh..ada setan lho disana. Awas, nanti kamu  dibawa pergi..nanti begini, nanti begitu..anak kecil yang harusnya dipupuk mentalnya supaya berani jadi ciut nyalinya sama setan yang wujudnya saja tidak semua orang bisa lihat, iya tho.."

"Iya, sih.."

"Lha kalau sekarang banyak anak yang nggak berani salah siapa hayo.."

****


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...