Monday, June 29, 2009

CATATAN SI YUL

Dear Diary,….

He..he..he…sebenarnya umur segini udah nggak pantes nulis-nulis di diary, tapi gimana ya, namanya orang kepingin..daripada nanti ngeces… ? Istilahnya nostalgia gitu loh, secara jaman dulu hobbynya nulisin diary. Macamnya diary pun ada dua, yang ada tanggalnya buat sehari-hari dan diary yang wangi nan cantik khusus buat momen-momen tertentu. Maksudnya sih penjabaran dari isi diary harian, yang lebih detail tapi temanya dipilih. Hmm..enaknya sekarang nulis apa ya ? Gimana kalo tentang cita-cita ? Boleh, deh..atur aja…

Menurut Mr. Mario Teguh, cita-cita adalah tujuan atau target yang ingin kita capai disertai dengan tanggal kapan kita bisa mencapainya. Semacam keinginan kejar tayang gitu, hehe..kayak sinetron aja ya..? Tapi kejar tayang disini bukan berarti instant, asal jadi dan ‘kesusu’ kalau orang Jawa bilang lho..,yang dimaksud adalah proses dari pencapaian itu sendiri ada masa expired-nya.

Contohnya, masa kuliah yang normal untuk S1 adalah 5 tahun, kalau lebih dari itu berarti kita expired mencapai gelar S1 walaupun lulus juga akhirnya. Tapi kita sudah kehilangan berapa peluang jika kita lulus tidak tepat waktu ? Kita harus bersaing dengan adik-adik angkatan kita dan mengejar ketinggalan kita. Tenang, Belanda masih jauh…mungkin gitu ya alasan kita untuk membela diri.

Waktu aku kecil dulu, kalau ditanya orang besok gede mau jadi apa, pasti selalu menjawab jadi dokter. Kayaknya enak jadi dokter, bisa ngobati orang, duitnya banyak dan merupakan profesi yang patut untuk dibanggakan. Seiring dengan berjalannya waktu, kayaknya kok nggak gampang jadi dokter, biayanya mahal dan susahnya minta ampun. Padahal belum membuktikan sendiri lho, masih kata orang. Tapi kenapa kata-kata orang itu jauh lebih ampuh mengurungkan niatku untuk menjadi seorang dokter.

Akhirnya cita-citaku berubah ingin menjadi seorang apoteker. Sepertinya menyenangkan bisa membuat obat untuk orang sakit. Demi mencapai tujuan itu, dengan semangat aku ikut UMPTN ambil pilihan pertama Fakultas Farmasi, dan pilihan keduanya Fakultas Biologi. Kenapa pilih Biologi ? Nah, itu pertanyaan yang kadang aku sendiri nggak bisa jawab kenapa.

Percaya nggak, pilihan kedua itu aku pilih hanya karena aku mendengar pembicaraan orang yang sedang lewat tentang prospek Biologi Lingkungan yang bagus. Ya udah, deh..waktu itu aku yang sedang bingung ngisi formulir UMPTN untuk pilihan keduanya langsung milih Fakultas Biologi. Kesannya kok ikut-ikutan yo..pancen kok..hehe..

Tak disangka tak dinyana, waktu pengumuman hasil UMPTN tahun 1996, kok ya namaku nongol di koran sebagai calon mahasiswa di PTN Yogya. Setengah senang setengah kecewa karena ternyata aku nggak diterima sebagai mahasiswi Farmasi, tapi sebagai mahasiswi Biologi. Skorku nggak cukup untuk pilihan pertamaku. Yo wis to, setengah hati kujalani the second choice-ku. Daripada…daripada..gagal deh cita-cita jadi apoteker.

Terus terang saja, awal-awal kuliah aku bimbang mau kemana arah tujuanku. Lebih bimbang lagi kalau ada orang tanya, ooo..kuliah di Biologi ya, besok kerjanya dimana ? Halah, tambah gak jelas..paling-paling jadi guru, apa jadi peneliti atau jual beli preparat gitu to..? Pokoke masih belum ada gambaran. Lama-lama, bisa menikmati juga kuliah, sibuknya praktikum, beragam penelitian, jurnal dan serentetan kegiatan kemahasiswaan yang cukup mengasyikkan. Belajar tentang makhluk hidup nggak ada matinya..

Akhirnya, aku berhasil mengantongi gelar Sarjana Sains dengan IP yang sangat memuaskan saja dengan lama kuliah 5 tahun. Normal-lah…Selanjutnya, bingung lagi kemana kaki hendak melangkah..? Mau kerja apa ya ? Jadi Guru, PNS atau Peneliti ? Semuanya bukan. Ternyata aku mendapat tawaran kerja yang sama sekali nggak ada hubungannya dengan Biologi. Salah satu perusahaan retail terbesar di Indonesia.

Yo wis to, kesempatan nggak datang dua kali kan ? Langsung kuambil tawaran itu, dan jadilah aku seperti sekarang. Waktu kuliah dulu, orientasinya cari ilmu, kalau kerja orientasi kita adalah mengembangkan diri kita plus mencari nafkah. Idealismeku sementara aku tahan dulu. Toh yang namanya belajar tidak melulu hanya satu bidang kan ?

Banyak bidang yang bisa kita pelajari dan itu akan memperkaya wawasan kita. Prinsipku, apa yang bisa kita kerjakan sekarang, just do it ! Dan yang lebih penting, cintailah apapun yang kita kerjakan. Kesuksesan tidak diukur dari jumlah digit rupiah yang kita hasilkan, tapi dari kadar kepuasan batin yang kita rasakan. Salam sukses !

Sunday, June 28, 2009

FENOMENA “BISNIS KLIK IKLAN”

Akhir-akhir ini, banyak ide-ide kreatif yang muncul di dunia bisnis, contohnya “Bisnis Klik Iklan” (nama produknya macam-macam). Semua orang bisa mengikuti bisnis tersebut dengan cara yang mudah & bisa menghasilkan uang, tetapi setujukah Anda dengan cara tersebut ????
Dengan adanya bisnis / program tersebut kira-kira menguntungkan atau malah merugikan ya ?
Jawabannya mungkin tergantung posisi orang dalam urutan yang mana (dalam gambar flow chart) A, B, C, D, E, ataupun orang netral, orang bingung, penonton, penggembira, kutu kupret dll….Perhatikan Flow Chart di bawah ini :


Tampak bahwa masing-masing posisi di atas mempunyai kepentingan yang berbeda-beda :
  1. PENGIKLAN, pihak ini mempunyai tujuan untuk mempromosikan produk atau usahanya supaya bisa dikenal oleh banyak orang dengan cara membayar kepada pihak ADVERTISING untuk ditayangkan iklannya.
  2. ADVERTISING, adalah penyedia layanan iklan yang mempertaruhkan kualitas iklannya kepada pihak yang membayar. Kepercayaan menjadi hal yang utama dalam pelayanannya.
  3. PUBLISHER, pihak ini bekerja sama dengan advertising untuk membantu menampilkan iklan yang akan dipublikasikan dengan imbalan per klik iklan (PPC) setiap unik ID yang diakui.
  4. PROGRAM BISNIS KLIK IKLAN, pihak ini memanfaatkan peluang yang ada yaitu mencari klik iklan dengan memperbanyak unik ID untuk membantu meng-klik iklan yang ada (supaya unik ID-nya banyak maka dibuatlah “SISTEM JARINGAN”, **---sungguh ide yang sangat cemerlang---**). Pihak ini memberikan komisi kepada down linenya dengan macam-macam harga, semakin banyak usaha mencari down line semakin banyak pula penghasilan yang didapatkannya.
  5. PENGIKUT, adalah pihak yang membantu memasarkan program klik iklan (dibayar dengan komisi tertentu) dengan mencari down line sebanyak-banyaknya untuk membantu meng-klik iklan yang sedang ditampilkan dengan nomer ID unik dari masing-masing IP address setiap peserta.
Dari gambaran diatas sudah cukup jelas tujuan masing-masing pihak. Apakah masing-masing pihak tercapai tujuannya ? Pasti ada yang dirugikan & ada yang diuntungkan, atau ada yang merusak keharmonisan sistem periklanan ? Silahkan Anda merenungkan sendiri :
  1. Siapa pihak yang diuntungkan & siapa yang dirugikan ?
  2. Adakah hukum / peraturan yang mengaturnya ?
  3. Setujukah anda dengan “Bisnis / Program Klik Iklan” ini ?
Jawaban anda pasti lain-lain, semuanya tidak ada yang salah !!!!!, biarkan orang memilih………
Terima kasih semuanya…., komentarnya ditunggu lho….

Monday, June 22, 2009

PRO-KONTRA MONEY GAME & MLM

Kalau mendengar kata ‘Money Game’, pasti yang ada di benak kita adalah permainan uang yang tidak beda jauh dengan judi. Judi, hukumnya haram dan sangat merugikan bahkan dapat melumpuhkan mental kerja keras di masyarakat. Maunya enak, sedikit usaha dapat uang banyak dan bisa foya-foya. Bukan, money game yang akan saya bahas ini bukan judi.

Mungkin terlalu muluk jika kita mendengar komisi , royalty, bonus, dan jaminan lainnya dari banyak MLM dan money game. Iming-iming uang ratusan juta hingga milyaran rupiah bukan lagi mimpi jika kita bisa menjalankannya. Nggak mungkin, omong kosong, bull shit, pemimpi, penipuan, kok mau-maunya to…hari gini, pengin enaknya aja ? Hm..ya..ya..ya..that’s all right.

Semua orang berhak mengungkapkan pendapatnya. Sah-sah aja kok, segala sesuatu pasti ada yang setuju dan ada yang tidak sependapat. Perlu diketahui bahwa setiap orang punya pilihan hidupnya masing-masing. Mau jadi karyawan, monggo.. atau mau jadi bisnisman atau bisnis woman ya monggo.. nggak ada yang melarang. Wong hidupnya sendiri kok diatur-atur orang lain, ya toh ? Hanya diri kita sendiri yang tahu apa yang kita inginkan dalam hidup kita, dan hanya diri kita sendiri yang mempunyai target hidup kita. Bukan siapa-siapa.

Dalam hidup ini, yang namanya menjalankan bisnis, hanya ada dua resiko yang kita pertaruhkan : untung atau rugi. Dan sudah wajar jika dalam bisnis dibutuhkan modal, apakah itu modal besar atau modal kecil yang berupa modal uang ataupun modal kepintaran. Hal itu relatif sifatnya. Kalau banyak orang rugi, apa kita juga harus ikut-ikutan rugi ? Dan kalau banyak orang gagal, apa kita juga ditakdirkan untuk ikut gagal ? Kenapa kita tidak menjadi orang yang berhasil saja dengan konsekuensi kita harus bekerja keras. Memutar strategi dan mengerahkan semua kemampuan kita. Dan jangan menyalahkan orang lain jika kita gagal, karena sebenarnya kegagalan menjadi indikator kurang kerasnya usaha yang kita jalankan. Kata orang, itu penipuan, kata orang yang untung yang awal, yang rugi yang ikut belakangan. Benarkah ? Itukan kata orang, apa kita sudah membuktikannya ? Begitu mudahnya kita terpengaruh dengan orang lain hingga kita mengorbankan mimpi-mimpi kita, keinginan kita untuk berhasil. Kenapa kita tidak menganggap semua pendapat orang lain itu sebagai tantangan untuk membuktikan kebenarannya ? Kebanyakan orang baru percaya setelah ada hasil, tapi sependapatkah anda jika proses pencapaian itu sendiri jauh lebih penting ? Jika tidak mencobanya, darimana kita tahu kalau kita akan gagal ? Bukankah itu berarti kita sendiri telah berhasil menggagalkan diri sendiri ? Bahkan sebelum kita berani untuk mencobanya ?

Banyak orang yang beranggapan bahwa struktur piramid hanya menguntungkan orang yang pertama ikut dan akan merugikan orang yang terakhir karena sudah kehabisan downline. Mungkinkah orang yang begitu banyaknya bisa habis karena ikutan bisnis ini ? Padahal fakta membuktikan ada jutaan pengguna internet, dan semua mempunyai peluang yang sama untuk berhasil. Jika struktur pyramid yang terjadi bisa ideal, dalam arti 1 orang mendapat 10 orang, kemudian 10 orang mendapatkan 10 orang lagi dan demikian seterusnya, bisa dipahami jika lama-lama yang terakhir akan kehabisan downline. Faktanya, struktur piramid tidak akan pernah bisa ideal, kalaupun bisa kemungkinannya sangat kecil, dan itu artinya dalam bisnis ini berlaku siapa yang bertahan dan pantang mundurlah yang akan berhasil.

Jadi teman-teman, apapun usaha kita jika ingin berhasil kuncinya cuma satu : KERJA KERAS. Tanpa kerja keras, semuanya sia-sia bahkan kita akan kehilangan modal awal yang telah kita pertaruhkan. Dan jangan salahkan siapa-siapa jika kita rugi dan tidak mendapatkan apa-apa karena itu berarti kita belum melakukan apa-apa. Tak akan pernah ada uang yang jatuh dari langit. Semua harus diupayakan.

No pain, no gain… Selamat merenungkan !

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...