Jika bang Napi bilang "Kejahatan terjadi bukan karena niat tapi karena ada kesempatan"..kini ada teori baru seperti judul di atas.
IRI HATI.
Benarkah iri hati bisa jadi sumber kejahatan ? How..?
Simak cerita berikut :
Seorang ibu sebut saja namanya Meri. Punya tetangga namanya Ria. Suatu hari, ada mobil box dari sebuah toko elektronik berhenti di depan rumah ibu Ria. Diam-diam ibu Meri mengintip dari jendela rumahnya. Apa yang terjadi..? Kulkas besar diangkut dari mobil tersebut, lalu ada barang lain yang bungkusnya besar digotong-gotong menuju rumah ibu Ria. Ibu Ria tampak sumringah menerima semua itu.
Dari dalam rumah, ibu Meri tampak geram. Wajahnya panas. Serasa mau meledak hati rasanya. Dalam hati bertanya, Bu Ria bisa beli kulkas segede itu ? Punya uang darimana ? Suaminya kan pegawai biasa. Lalu bla..bla..berbagai spekulasi berkecamuk dalam pikirannya.
Bu Meri melirik ke arah kulkas kecilnya nan butut. Suaminya mana bisa membeli kulkas segede itu. Gaji bulanannya hanya cukup untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Itupun kadang harus nombok jika ada pengeluaran ekstra untuk kebutuhan anaknya di sekolah. Teman-teman anaknya ikutan les, masak anaknya tidak diikutkan les ? Malu dong kalau nilainya jelek. Alhasil, uang untuk belanja kebutuhan berkurang untuk biaya les anaknya. Belum nanti kalau ada undangan ini itu, mesti nyumbang yang jumlahnya..wow..bisa-bisa gaji bulanan suaminya ludes dalam sekejap.
Bu Meri meratapi nasibnya. Dalam hatinya berangan-angan, kapan aku bisa punya kulkas segede itu..kapan bisa punya mobil supaya tidak kehujanan. Kapan punya rumah yang besar supaya anaknya punya kamar sendiri-sendiri..? Kapan..
Hm..menyimak kisah diatas, kira-kira apa yang akan terjadi jika rasa iri hati itu dipelihara oleh ibu Meri ? Benarkah akan terjadi kejahatan ? Bagaimana menurut analisa Anda. Yuk, kita bahas..
Menurut saya, karakter ibu Meri ini adalah tipe ibu perumahan yang mudah panas jika melihat kesuksesan orang lain. Ada yang bisa beli kulkas gede, pengin. Ada yang punya mobil bling-bling, baper juga..
Coba jika dari awal ibu Meri lebih bersyukur dalam hidupnya gak perlu panasan segala. Tentu gak harus repot mengurus rasa sakit hatinya kan..Adakah yang mengolok-olok jika bu Meri tidak punya kulkas gede ? Enggak sebenarnya, hanya perasaan bu Meri saja. Harga dirinya seolah diinjak-injak hanya karena ketidakmampuan suaminya membelikan barang yang dimaksud. Mungkinkah terselip rasa gengsi, merasa wah jika bisa beli barang itu ? Bisa jadi, menurut takarannya dia.
Kalau rasa iri hati ini meningkat sehingga menjadi rasa untuk bisa memiliki barang itu juga...gawat. Bu Meri bisa menekan suaminya untuk mencari penghasilan lebih tinggi dengan cara instant yang bisa merembet ke tindak kejahatan misalnya korupsi di kantor. Nah..iri hati saja sudah jahat, apalagi menjadi korupsi..tambah level jahatnya kan..apalagi ini jahatnya ngajak-ajak suaminya pula. Atau yang lebih parah, saking inginnya bisa seperti orang lain punya ini itu lalu menghalalkan segala cara misalnya dengan berhutang tapi enggan membayar, mencuri bahkan merampas milik orang lain dengan paksa. Ini yang bahaya.
Lain halnya jika kita sudah terbiasa memelihara rasa syukur. Apapun yang kita miiki saat ini adalah anugerah terbaik dari Tuhan. Nggak punya kulkas, disyukuri saja. Toh, masih punya kendi yang bisa membuat air minum dingin juga..lebih alami pula, hemat listrik..hehe..Nggak punya mobil, masih bersyukur punya motor daripada harus jalan kaki kemana-mana. Pokoknya bersyukur dalam keadaan apapun. Mau orang lain punya rumah gede, punya kulkas sepuluh pintu, punya mobil keluaran terbaru..ya, biarkan saja. Itu toh rejekinya dia. Rejeki kita sudah diatur oleh Tuhan. Gak perlu panas hati segala.
Bukankah lebih nyaman dengan mensyukuri apa yang kita miliki daripada meratapi apa yang tidak kita miliki ? Capek sendiri jadinya. Aura negatif menyedot energi positif yang sudah ada. Untuk apa ? Lebih baik fokus dengan karya yang kita bangun, lalu biarkan tangan Tuhan bekerja untuk menghasilkan bonusnya. Itu...
*manggut manggut* bener banget... Bersyukur itu kunci, menurutku :) makasih mak Jul diingatkan :)
ReplyDeletesudah mengerti, dik Ulfa..Ok, besok kita ulangan..*teacher mode on*.. :D
ReplyDeleteYupssss setuju mb.... Nuruti gitu mah lelah.. Hehehe bersyukut tetap cara paling membahagiakan dan mendamaikan hati :)
ReplyDeletetak akan ada habisnya mak Jannah..hanya diri kita yang bisa mengendalikannya.. :D
Deletesetuju banget. Kadang iri hati bikin orangnya gak bisa hidup tenang
ReplyDeleteYoi, mba Tiro..menyiksa diri sendiri jadinya..tidur gak nyenyak, tak akan pernah puas ya.. :D
DeleteIri hati bikin hipertensi juga Makkkkk
ReplyDeleteplus stress mak Rinda..hehe..
Deletejauh2 deh dr rasa iri. bikin gk enak ati jg soalnya
ReplyDeleteyeah..bener banget mak Inda..sealu bersyukur.. :)
DeleteDemasip aja ,syukuri apa yang ada hidup ini adalah anugrah
ReplyDelete