Saturday, June 28, 2014

Fokus Pada Proses, Hasil Akhir Mengikuti


                                  Gambar dipinjam dari sini

Seringkali, kita mudah kagum pada hasil akhir yang dicapai oleh orang lain.

"Tau nggak, si A hebat lho..udah jadi bos sekarang..punya perusahaan sendiri.."
"O,ya..padahal dulu kan di kelas dia tukang tidur, nilainya pas-pasan lagi.."
"Kok bisa ya..lihat aku, dulu aku sering ranking 1 di kelas, jadi karyawan biasa.."
"Nah, lho..kok bisa kalah sama si jago tidur.."
"Entahlah.."


Orang bisa hebat karena mau berproses. Ketika dia memulai suatu tujuan dan dengan sungguh-sungguh melakukan niatnya itu, segala macam proses akan dia jalani. Jatuh bangun, suka duka..tentunya beragam rintangan dan hambatan. Ketika kita bisa bertahan dalam kondisi apapun dan tetap fokus pada tujuan, maka tak mustahil hasil akhir yang akan kita dapatkan sesuai dengan tujuan dan mimpi kita. Kok bisa begitu ? Karena kita tetap berproses tanpa ada kata menyerah. Lain halnya, jika kita menyerah, merasa gagal dan berganti haluan dari tujuan semula, kita sudah kalah duluan. Tak akan ada hasil akhir, hanya awal yang selalu terulang.

Lalu bagaimana ceritanya jika si tukang tidur di kelas bisa menjadi bos ? Let we see..Bagaimana proses yang telah dia jalani. Kita lihat perubahan yang sudah terjadi. Apakah dia sekarang masih si tukang tidur ? Sepertinya tidak. Kebiasaan buruk itu sudah lama ditinggalkannya. Sejak dia merasa gagal mendapatkan nilai bagus di kelas karena kerjaannnya hanya tidur. Dia mulai berpikir. Tidak seharusnya aku bersantai-santai. Aku bisa ketinggalan jauh dengan yang lain jika kerjaanku hanya tidur melulu. Lalu dia melakukan proses untuk berubah. Dimulai dari pola tidur yang tidak teratur menjadi teratur. Jika tadinya suka begadang tak perlu, sekedar menonton TV, kebiasaan itu dihentikan. Ada jam tidur malam tidak lebih dari jam 22.00. Bangun pagi paling telat jam 6. Lalu mulai menjalani rutinitas. Melakukan aktivitas yang dia sukai. Berawal dari hobby yang bisa menjadi profesi. Bermain musik. Beberapa alat musik bisa dia mainkan. Kemudian dia tekuni hingga bisa dibilang menjadi ahli. Lalu mulai terpikir untuk membuka sekolah musik. Awalnya, belum banyak yang mengenal dia, bagaimana permainan musiknya. Lalu dia membuat konser bersama teman-temannya. Banyak orang menyukainya dan tertarik untuk menjadi murid musiknya. Lalu bisnisnya berjalan, semakin lama semakin berkembang, semakin dikenal dan semakin disukai. Banyak orang tua yang mempercayakan anaknya untuk belajar musik di tempatnya. Skillnya mulai dihargai. Dia mulai menemukan dunianya. Passionnya. Dan berapapaun tarif yang dia tentukan menjadi prestise tersendiri ketika orang rela membayarnya dengan kepuasan. Karena mereka membayar skill yang tidak semua orang punya. Ukuran mahal menjadi relatif. Uang mudah didapatkannya sekarang. Bandingkan, jika saat ini dia masih menjadi tukang tidur, apakah uang akan mudah menghampiri ? Tentu saja tidak. Tak ada orang yang mau membayar orang yang kerjanya tidur. Karena semua orang bisa tidur. Dan orang yang suka tidur di jam yang sibuk, identik dengan kemalasan. Siapa mau membayar orang malas ? Tak ada.

Proses, bagaimanapun beratnya..jika dijalani dengan kesungguhan hati, akan terasa ringan. Masalahnya, tidak semua orang tahan pada proses. Belum apa-apa sudah menyerah. Belum apa-apa sudah tidak sanggup. Belum apa-apa sudah mengeluh. Ya, dia tidak akan mendapatkan apa-apa tanpa mau berproses. Jangan harap akan sampai pada hasil akhir. Ibaratnya begini, ada orang mau jualan es kelapa muda di siang hari yang panas. Dia memulai hari ini. Hari pertama jualan, lumayan ada yang beli 1-2 orang. Hari kedua, ada 3 orang yang beli. Hari ketiga, ada 5 orang yang beli. Dia mulai mengeluh. Dagangannya tidak pernah habis. Mulai merasa rugi. Lalu menyerah tanpa melakukan apa-apa. Dia tutup usahanya. Tidak mau jualan lagi. Bayangkan. Baru 3 hari berproses, dia sudah menyerah. Apakah dia akan sampai pada hasil akhir ? Tentu saja tidak. Padahal, jika mau dilihat, dia mulai menunjukkan progress. Pembelinya mulai bertambah dibandingkan hari pertama. Bisa jadi, pembeli-pembeli itu akan memberitahu teman-temannya jika memang es kelapa mudanya enak. Bisa jadi orang yang lewat tiap hari dan melihat ada yang jualan es kelapa mulai niat, ah..besok aku mau beli ah..Ukuran 3 hari jualan belum bisa menentukan ukuran keberhasilan. Mana ada buka usaha maunya langsung laris. Semuanya kan berproses. Lalu ketika proses itu terhenti, dan ada orang lain yang jeli untuk meneruskan usaha itu, bisa jadi orang lain yang akan meraih kesuksesan. 

Jadi jika kita ingin sukses, fokus dan setialah pada proses. Tetap bertahan seberat apapun itu. Dan kita akan menemukan hasil akhir dari proses itu. Just trust it.

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...