Monday, March 11, 2013

My Shoes Story





Bicara tentang sepatu, mengingatkan saya akan dua hal di masa lalu dan sekarang. Sedih di masa lalu dan bahagia di masa sekarang. Kenapa sedih ? Tentu ada cerita di balik itu.


Dulu sekali, saat saya duduk di bangku SD, saya terbiasa jalan kaki ke sekolah yang jaraknya kurang lebih 7 km dari rumah. Jauh ya..? Memang..sangat jauh, dan saya harus melakukannya setiap hari, berangkat saat matahari masih sembunyi di balik awan, lalu pulang saat matahari bersinar garang tepat di atas kepala. Baju seragam saya selalu bersimbah keringat saat itu. Karena keadaan ekonomi keluarga yang sulit saat itu, kami tidak punya sepeda motor, sepeda atau alat transportasi lainnya. Kemana-mana selalu jalan kaki, atau saat ada uang baru bisa naik angkutan umum.


Karena setiap hari jalan kaki, dan sepatu yang saya pakai saat itu adalah sepatu seadanya,  yang mampu dibelikan orang tua saya di pasar klithikan yang menjual barang-barang bekas, maka saya harus cukup puas memakainya. Jenis sepatu yang saya ingat kala itu adalah sepatu kets yang sama sekali tidak tergolong dalam fashionable daily shoes. Sangat sederhana. Beda dengan BE*BOB shoes yang mempunyai model beragam. Sepatu yang saya punya pun cuma satu thok thil. Satu-satunya dan tak ada yang lain.


Maka, ketika sepatu yang saya punya mulai bermasalah dengan solnya alias mulai mangap, saya mulai was-was. Saat itu adalah hari jumat, dimana biasanya di sekolah ada senam kesegaran jasmani. Saya dirasuki dilema, antara mau ikut senam atau tidak. Jika saya ikut senam dengan kondisi sepatu yang seperti ini, jelas saya malu dan akan memperparah kondisi sepatu saya, padahal saya masih memerlukannya sebagai alas kaki untuk pulang nanti saat jalanan beraspal begitu panas di siang yang terik. Belum jika ada teman-teman yang melihat kemudian memperolok keadaan sepatu saya. Saya tidak siap. Sedangkan jika saya hanya mendekam di dalam kelas, dan tidak ikut senam, jelas akan menimbulkan banyak pertanyaan dari guru saya karena di absen, dan tadi mereka semua sudah mengetahui keberadaan saya.


Saat saya sedang sibuk dengan pikiran saya harus bagaimana, Sumi, teman sebangku saya masuk kelas kemudian mengajak saya untuk ikut senam. Saya bingung bagaimana harus menjelaskannya.


“Apa kamu sakit ?”, Sumi bertanya.


Saya menggeleng. Lalu Sumi memperhatikan saya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Saya merasa ditelanjangi. 


“Oh, aku tahu..”, Sumi menemukan jawabannya.


Segera Sumi mencopot sepatu dan kaos kakinya lalu menyodorkannya kepada saya. Sepatu Sumi ini masih baru, baru kemarin dia memakainya.


“Pakai saja sepatuku..,”ujarnya.


“Tidak usah, Sumi..aku..”


“Tidak apa-apa, santai saja..”


Lalu Sumi berlari keluar kelas dengan kaki telanjang. Dia nyeker ! Dan segera ikut senam. Saya bengong sendirian di dalam kelas, kemudian terpaksa sepatu Sumi saya pakai lalu ikut senam. Sumi hanya tertawa-tawa. Bahkan, Sumi meminjamkan sepatunya supaya saya memakainya pulang dengan alasan rumahnya dekat, sedangkan rumah saya masih jauh. Ah..Sumi betapa baik hatimu. Saya pernah diajak main kerumahnya di pinggir kali gajah Wong. Katanya, sepatu itu dibelikan kakaknya yang sudah bekerja di Jakarta.


Ingatan masa lalu itu begitu membekas dalam pikiran saya. Sekarang, saya bisa membeli sepatu model apa saja yang saya inginkan. Dengan  bekerja keras, saya mampu keluar dari garis kemiskinan tempo dulu. 

Beragam sepatu dari model flat shoes, sandal, wedges, dan high heels saya punya. Saya memadu padankan dengan jenis busana yang akan saya pakai. Salah satu merk yang saya punya adalah BE*BOB. Sepatu ini banyak kelebihan selain modelnya yang bagus, kualitasnya juga ok, termasuk juga awet. Saya sudah memakainya lebih dari 5 tahun dan tidak ada problem sama sekali. Harganya juga cukup terjangkau. Pokoknya saya puas memakainya dan tidak perlu was-was kalau solnya mangap seperti yang saya alami dulu. 
Hehe..
Higheels dari Be*Bob
Flat shoes dari Be*Bob
Wedges dari Be*Bob

Sandal dari Be*Bob

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...