Kebiasaan berpikir negatif ternyata membawa dampak yang cukup serius bagi perkembangan jiwa. Berdasarkan penelitian para pakar psikologi, pola pikir negatif juga bisa membuat lelah secara fisik karena menguras energi.
Sudah capek pikiran, masih ditambah capek hati, kelelahan fisik lagi, bisa dibayangkan gimana raut wajahnya ? Awut-awutan pasti !
Contoh sederhana adalah kebiasaan kita berprasangka buruk kepada orang lain. Biasanya pada keadaan seperti ini, kita berpikir yang tidak-tidak dan aneh-aneh. Ada kedengkian, benci, iri hati, marah, sinis, dan keinginan untuk menyerang orang lain. Rasanya tentu sangat tidak menyenangkan, karena berpikir negatif seperti ini menyebabkan berkurangnya hormon endorphine yaitu hormon yang membuat rasa senang dalam tubuh kita.
Selain itu, detak jantung ikut berdetak lebih cepat, membuat organ vital ini bekerja secara ngos-ngosan. Akibatnya, pembuluh darah juga ikut-ikutan ngebut mensuplai darah, menyebabkan kebutuhan oksigen ikut bertambah.
Untuk mengimbanginya, maka harus diikuti dengan tarik nafas panjang. Tenangkan pikiran, relax, maka semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya lagi.
Tidak dapat dipungkiri, saat emosi meledak, segalanya terasa sangat menyiksa, bahkan bisa membuat gelap mata. Ini yang bahaya.
Yoga, meditasi dan mendengarkan musik klasik dan musik instrumentalia yang tenang adalah beberapa cara untuk melatih kesabaran diri yang bisa menyebabkan pikiran tenang dan bisa menyelesaikan segala permasalahan dengan pikiran yang jernih.
Memang tidak gampang untuk memulai, tapi mencegah lebih baik daripada mengobati kan ? Sebelum jiwa kita kering digerogoti oleh pikiran negatif
Selain itu, jika kita menginginkan adanya perubahan, dari dalam diri kita juga harus ada niat yang kuat untuk berubah. Tinggalkan kebiasaan lama yang buruk dalam menyikapi segala sesuatu.
Di bawah ini beberapa contoh tindakan yang harus kita ambil saat menghadapi suatu keadaan :
Ada kendaraan yang hampir menyerempet kendaraan kita
Biasanya, reaksi yang terjadi adalah sumpah serapah dari mulut kita dan niat untuk membalas kepada pelaku. Tapi tahukah anda, justru kelakuan seperti ini yang membuat tubuh kita kelelahan ? Mungkin, kita akan lebih lega jika sudah menumpahkan kekesalan kita, tapi tahukah orang itu akan kekesalan kita ?
Pada akibatnya kita hanya ngomel-ngomel sendiri, telinga kita sendiri yang mendengarkan, lebih parah kalau ada anak disamping kita. Secara tidak langsung kita mengajari anak kita untuk bereaksi negatif saat ada kejadian yang tidak mengenakkan.
Lain halnya kalau reaksi kita hanya mengelus dada, mendoakan orang tersebut semoga aman-aman saja sampai tujuan, mungkin dia sedang terburu-buru karena istrinya mau melahirkan, bisa membantu kita untuk tenang. Nggak ada ruginya juga kok, lha wong baru hampir ketabrak. Masih untung kan, mestinya kan bersyukur kepada Tuhan. Ngapain harus marah-marah ? Capek deh..
Saat antri, diserobot orang lain
Sebagai manusia biasa, rasa dongkol pasti ada. Sudah capek-capek antri..eh ada yang main serobot aja. Enak banget ya, harus dikasih pelajaran itu orang. Marah-marahlah kita, bahkan nama-nama binatang sempat dilontarkan untuk penyerobot tadi.
Akibatnya ? Rusaklah hari kita ! Hari yang harusnya diisi dengan penuh kegembiraan akhirnya menjadi hari mengesalkan sedunia karena rasa tidak terima kita kepada Mr. serobot antri.
Yang rugi siapa ? Kitalah..coba kalau kita tanya baik-baik kepada Mr. serobot tadi, apa alasannya main serobot aja, karena tidak tahu, terburu-buru atau apa ? Kalau memang bandel, biarkan petugas keamanan yang ambil tindakan. Beres kan..nggak perlu adu otot segala..
Saat digosipin yang bukan-bukan / difitnah
Fitnah lebih kejam dari fitness eh..pembunuhan. Mengungkapkan dusta kepada publik adalah perbuatan yang sangat tercela. Apalagi jika dilakukan oleh orang yang benar-benar sadar bahwa itu fitnah untuk tujuan tertentu. Dosanya bisa berlipat-lipat. Bagaimana jika kita yang difitnah ? Nama kita jelas bisa tercemar karenanya.
Lebih baik, selidiki apa alasannya berbuat demikian. Mungkin dia mau cari sensasi, atau sengaja menjatuhkan nama kita kerena tidak suka akan kesuksesan kita ? Tunjukkan bukti-bukti dan fakta bahwa semua adalah fitnah.
Publik juga bisa menilai kok, mana yang benar dan tidak. Asal kita konsisten dengan perbuatan yang benar, pasti waktu bisa menjawab dan Tuhan akan membantu untuk dapat membuktikannya. Percaya pada keajaiban.
Dengan tetap tenang dan tabah, orang akan lebih percaya kepada kita. Tak perlu bersikap dendam kesumat dan terbakar emosi yang membabi buta. Dengan demikian, akan banyak tanggapan simpatik dan uluran tangan yang siap membantu. Perlu diingat, kita tidak sendiri.
Saat terjadi perselisihan karena perbedaan
Terlibat perdebatan yang seru karena beda agama, suku dan ras ? Aduh..sudah tahu beda kok masih diributkan. Mau apalagi sih, mencari pembenaran diri ? Kalau semuanya merasa paling benar trus yang salah seperti apa ?
Sudahlah, terima saja perbedaan itu. Justru perbedaan bisa memperkaya jiwa kita semua kalau kita mau saling memahami, toleransi dan menghormati.
Kita hargai banyaknya pemikiran, pandangan, persepsi..namanya manusia berakal budi kok, sah-sah saja kan kalau ada perbedaan. Dan yang paling penting, adanya saling pengertian bisa saling melengkapi yang berakibat pada kedamaian. Indah, kan..?
Saat pasangan mulai melirik orang lain
Ini cobaan terberat. Coba introspeksi diri, apa yang membuatnya berpaling. Ada sebab pasti ada akibat. Apakah karena perhatian kita yang kurang ? Ataukah penampilan kita yang kurang menarik tidak seperti dulu lagi ? Atau kita yang membosankan. Coba benahi semuanya.
Berpikir positif menjadi kunci utama. Sudah pasti sangat sulit, dan akan ada rasa gengsi yang menghalanngi. Tapi coba berpikir bijak, dengan merendahkan hati kita, dia akan berpikir ulang dan merasa rugi jika berpaling dari kita.
Restart kembali cintanya yang mulai meredup, dan buat bergairah seperti saat pertama kali bertemu. Ingatkan kembali memori saat-saat bahagia dan terus ulangi di saat-saat ini. Pasti sedikit banyak bisa membantu.
Waduh, kesannya kok saya ini seperti paling ahli saja, ya…bukan, saya bukan ahli dan saya bukan orang yang baik sekali. Saya sedang belajar untuk berdamai dengan diri saya sendiri yang seringkali berpikiran negatif. Saya merasakan capek akibat dari pikiran negatif ini. Kemudian saya bertekad untuk selalu berpikir positif seburuk apapun keadaannya.
Dan melalui tulisan yang saya simpulkan dari berbagai sumber ini, sedikit banyak bisa membawa saya ke arah perubahan yang lebih baik. Setidaknya itu penilaian dari orang-orang dekat yang mengenal saya, lho...bukan saya sendiri yang ngomong !
Saya hanya sedang belajar untuk menjadi orang yang baik. Minimal, berbuat baik kepada diri saya sendiri dulu, dengan menyayangi tubuh ini dengan berpikiran positif. Banyak manfaatnya untuk jiwa saya, dan semoga bermanfaat juga untuk para pembaca tercinta.
So, always positive ting-ting..thinking..!!
Sudah capek pikiran, masih ditambah capek hati, kelelahan fisik lagi, bisa dibayangkan gimana raut wajahnya ? Awut-awutan pasti !
Contoh sederhana adalah kebiasaan kita berprasangka buruk kepada orang lain. Biasanya pada keadaan seperti ini, kita berpikir yang tidak-tidak dan aneh-aneh. Ada kedengkian, benci, iri hati, marah, sinis, dan keinginan untuk menyerang orang lain. Rasanya tentu sangat tidak menyenangkan, karena berpikir negatif seperti ini menyebabkan berkurangnya hormon endorphine yaitu hormon yang membuat rasa senang dalam tubuh kita.
Selain itu, detak jantung ikut berdetak lebih cepat, membuat organ vital ini bekerja secara ngos-ngosan. Akibatnya, pembuluh darah juga ikut-ikutan ngebut mensuplai darah, menyebabkan kebutuhan oksigen ikut bertambah.
Untuk mengimbanginya, maka harus diikuti dengan tarik nafas panjang. Tenangkan pikiran, relax, maka semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya lagi.
Tidak dapat dipungkiri, saat emosi meledak, segalanya terasa sangat menyiksa, bahkan bisa membuat gelap mata. Ini yang bahaya.
Yoga, meditasi dan mendengarkan musik klasik dan musik instrumentalia yang tenang adalah beberapa cara untuk melatih kesabaran diri yang bisa menyebabkan pikiran tenang dan bisa menyelesaikan segala permasalahan dengan pikiran yang jernih.
Memang tidak gampang untuk memulai, tapi mencegah lebih baik daripada mengobati kan ? Sebelum jiwa kita kering digerogoti oleh pikiran negatif
Selain itu, jika kita menginginkan adanya perubahan, dari dalam diri kita juga harus ada niat yang kuat untuk berubah. Tinggalkan kebiasaan lama yang buruk dalam menyikapi segala sesuatu.
Di bawah ini beberapa contoh tindakan yang harus kita ambil saat menghadapi suatu keadaan :
Ada kendaraan yang hampir menyerempet kendaraan kita
Biasanya, reaksi yang terjadi adalah sumpah serapah dari mulut kita dan niat untuk membalas kepada pelaku. Tapi tahukah anda, justru kelakuan seperti ini yang membuat tubuh kita kelelahan ? Mungkin, kita akan lebih lega jika sudah menumpahkan kekesalan kita, tapi tahukah orang itu akan kekesalan kita ?
Pada akibatnya kita hanya ngomel-ngomel sendiri, telinga kita sendiri yang mendengarkan, lebih parah kalau ada anak disamping kita. Secara tidak langsung kita mengajari anak kita untuk bereaksi negatif saat ada kejadian yang tidak mengenakkan.
Lain halnya kalau reaksi kita hanya mengelus dada, mendoakan orang tersebut semoga aman-aman saja sampai tujuan, mungkin dia sedang terburu-buru karena istrinya mau melahirkan, bisa membantu kita untuk tenang. Nggak ada ruginya juga kok, lha wong baru hampir ketabrak. Masih untung kan, mestinya kan bersyukur kepada Tuhan. Ngapain harus marah-marah ? Capek deh..
Saat antri, diserobot orang lain
Sebagai manusia biasa, rasa dongkol pasti ada. Sudah capek-capek antri..eh ada yang main serobot aja. Enak banget ya, harus dikasih pelajaran itu orang. Marah-marahlah kita, bahkan nama-nama binatang sempat dilontarkan untuk penyerobot tadi.
Akibatnya ? Rusaklah hari kita ! Hari yang harusnya diisi dengan penuh kegembiraan akhirnya menjadi hari mengesalkan sedunia karena rasa tidak terima kita kepada Mr. serobot antri.
Yang rugi siapa ? Kitalah..coba kalau kita tanya baik-baik kepada Mr. serobot tadi, apa alasannya main serobot aja, karena tidak tahu, terburu-buru atau apa ? Kalau memang bandel, biarkan petugas keamanan yang ambil tindakan. Beres kan..nggak perlu adu otot segala..
Saat digosipin yang bukan-bukan / difitnah
Fitnah lebih kejam dari fitness eh..pembunuhan. Mengungkapkan dusta kepada publik adalah perbuatan yang sangat tercela. Apalagi jika dilakukan oleh orang yang benar-benar sadar bahwa itu fitnah untuk tujuan tertentu. Dosanya bisa berlipat-lipat. Bagaimana jika kita yang difitnah ? Nama kita jelas bisa tercemar karenanya.
Lebih baik, selidiki apa alasannya berbuat demikian. Mungkin dia mau cari sensasi, atau sengaja menjatuhkan nama kita kerena tidak suka akan kesuksesan kita ? Tunjukkan bukti-bukti dan fakta bahwa semua adalah fitnah.
Publik juga bisa menilai kok, mana yang benar dan tidak. Asal kita konsisten dengan perbuatan yang benar, pasti waktu bisa menjawab dan Tuhan akan membantu untuk dapat membuktikannya. Percaya pada keajaiban.
Dengan tetap tenang dan tabah, orang akan lebih percaya kepada kita. Tak perlu bersikap dendam kesumat dan terbakar emosi yang membabi buta. Dengan demikian, akan banyak tanggapan simpatik dan uluran tangan yang siap membantu. Perlu diingat, kita tidak sendiri.
Saat terjadi perselisihan karena perbedaan
Terlibat perdebatan yang seru karena beda agama, suku dan ras ? Aduh..sudah tahu beda kok masih diributkan. Mau apalagi sih, mencari pembenaran diri ? Kalau semuanya merasa paling benar trus yang salah seperti apa ?
Sudahlah, terima saja perbedaan itu. Justru perbedaan bisa memperkaya jiwa kita semua kalau kita mau saling memahami, toleransi dan menghormati.
Kita hargai banyaknya pemikiran, pandangan, persepsi..namanya manusia berakal budi kok, sah-sah saja kan kalau ada perbedaan. Dan yang paling penting, adanya saling pengertian bisa saling melengkapi yang berakibat pada kedamaian. Indah, kan..?
Saat pasangan mulai melirik orang lain
Ini cobaan terberat. Coba introspeksi diri, apa yang membuatnya berpaling. Ada sebab pasti ada akibat. Apakah karena perhatian kita yang kurang ? Ataukah penampilan kita yang kurang menarik tidak seperti dulu lagi ? Atau kita yang membosankan. Coba benahi semuanya.
Berpikir positif menjadi kunci utama. Sudah pasti sangat sulit, dan akan ada rasa gengsi yang menghalanngi. Tapi coba berpikir bijak, dengan merendahkan hati kita, dia akan berpikir ulang dan merasa rugi jika berpaling dari kita.
Restart kembali cintanya yang mulai meredup, dan buat bergairah seperti saat pertama kali bertemu. Ingatkan kembali memori saat-saat bahagia dan terus ulangi di saat-saat ini. Pasti sedikit banyak bisa membantu.
Waduh, kesannya kok saya ini seperti paling ahli saja, ya…bukan, saya bukan ahli dan saya bukan orang yang baik sekali. Saya sedang belajar untuk berdamai dengan diri saya sendiri yang seringkali berpikiran negatif. Saya merasakan capek akibat dari pikiran negatif ini. Kemudian saya bertekad untuk selalu berpikir positif seburuk apapun keadaannya.
Dan melalui tulisan yang saya simpulkan dari berbagai sumber ini, sedikit banyak bisa membawa saya ke arah perubahan yang lebih baik. Setidaknya itu penilaian dari orang-orang dekat yang mengenal saya, lho...bukan saya sendiri yang ngomong !
Saya hanya sedang belajar untuk menjadi orang yang baik. Minimal, berbuat baik kepada diri saya sendiri dulu, dengan menyayangi tubuh ini dengan berpikiran positif. Banyak manfaatnya untuk jiwa saya, dan semoga bermanfaat juga untuk para pembaca tercinta.
So, always positive ting-ting..thinking..!!