Tuhan,...
Terima kasih, karena hari ini Engkau masih memberiku kesempatan untuk merasakan ulang tahun lagi, seperti tahun-tahun kemarin. Walaupun tidak ada perayaan khusus dengan pesta yang hingar bingar, cukuplah aku merenungkan perjalanan hidupku hingga usiaku sekarang.
Tuhan,…
Saat ini, aku sudah sampai pada titik dimana aku meyadari betapa sayangnya Engkau kepadaku, dengan memberikan apa yang telah menjadi pengharapanku selama ini. Seorang suami yang baik, seorang anak laki-laki yang istimewa, rejeki yang cukup, kesehatan dan kebahagiaan. Semua itu merupakan anugerah terindah yang pernah kumiliki. Aku mensyukurinya Tuhan, semuanya terasa begitu sempurna.
Tuhan,…
Sebagai manusia, tentunya masih banyak harapan-harapanku untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Perjuangan mendidik anak yang telah Engkau karuniakan, memberikannya yang terbaik dan yang pasti…memberikan Andro seorang adik perempuan ( hanya jika Engkau berkenan ..)
Tuhan,…
Syukurku pun kuhaturkan atas berkat melimpah yang Engkau berikan melalui keluarga, saudara-saudaraku, teman-temanku yang sangat baik dan perhatian, yang telah menjadi bagian dalam hidupku. Semuanya sangat berarti dalam mewarnai hidupku. Walaupun mungkin, masih banyak yang belum bisa aku perbuat untuk sesama. Bahkan bagi mereka yang tidak seberuntung aku.
Tuhan,…
Kenapa aku lebih mudah menghakimi daripada berbelas kasih…
Kenapa aku lebih mudah membenci daripada mencintai…
Kenapa aku lebih mudah masa bodoh daripada peduli…
Kenapa aku lebih mudah mencaci daripada memahami…
Kenapa aku lebih mudah mencari kekurangan orang lain daripada introspeksi diri…
Tuhan,…
Semua nilai-nilai yang telah Engkau ajarkan belum sepenuhnya aku jalani. Aku masihlah seorang manusia yang haus akan pujian dan silau dengan kenikmatan duniawi. Banyak hal yang selalu ingin aku coba walaupun nilai kebenarannya begitu bias…
Tuhan,…
Aku masih mudah terhanyut dan terombang ambing oleh arus pergaulan yang semakin lama semakin tiada batas. Kerasnya kehidupan kadang ikut membuat hatiku keras dan hati nuraniku tidak gampang tersentuh akan penderitaan orang lain.
Tuhan,…
Ijinkan aku di hari ulang tahunku ini untuk merefleksikan kembali apa yang telah aku perbuat selama ini. Dosa-dosa yang telah terjadi, bahkan untuk dosa yang terindah sekalipun ( alasanku untuk pembenaran diri akan hedonisme..)
Tuhan,…
Semestinya aku menyadari bahwa Engkau telah menciptakan manusia, khususnya diriku dengan segala keunikan dan keistimewaannya. Setiap pribadi adalah karya Maha Agung-Mu yang Engkau ciptakan sesuai dengan citra-Mu. Tapi seringkali aku merusak citra-Mu dengan dosa-dosaku. Begitu mudahnya surga dunia melenakanku sehingga seringkali aku lupa bahkan pura-pura lupa kepada-Mu.
Tuhan,…
Saat ini manusia semakin lupa akan kodratnya, semakin tak peduli bahkan cenderung merusak alam ciptaan-Mu. Bencana demi bencana datang silih berganti karena ulah manusia sendiri. Mungkinkah itu teguran-Mu, Tuhan ? Engkau sudah bosan dengan dosa-dosa kami. Yang walaupun telah menyadari, tetap saja berulang dan berulang lagi…dan lagi…
Tuhan,…
Aku hanyalah setitik debu dihadapan-Mu…
Yang tidak berarti apa-apa…
Yang hanya mengotori citra-Mu…
Tuhan,…
Masih pantaskah aku jika punya cita-cita masuk surga ?
Mungkin Engkau hanya tertawa dan bertanya…
Kamu hidup untuk apa ?
Tuhan,...
Sekian dulu surat dariku. Semoga tehun depan aku masih bisa menulis surat lagi dan menjadi manusia yang lebih baik dari sekarang. Amin.
No comments:
Post a Comment