Dear Diary,….
He..he..he…sebenarnya umur segini udah nggak pantes nulis-nulis di diary, tapi gimana ya, namanya orang kepingin..daripada nanti ngeces… ? Istilahnya nostalgia gitu loh, secara jaman dulu hobbynya nulisin diary. Macamnya diary pun ada dua, yang ada tanggalnya buat sehari-hari dan diary yang wangi nan cantik khusus buat momen-momen tertentu. Maksudnya sih penjabaran dari isi diary harian, yang lebih detail tapi temanya dipilih. Hmm..enaknya sekarang nulis apa ya ? Gimana kalo tentang cita-cita ? Boleh, deh..atur aja…
Menurut Mr. Mario Teguh, cita-cita adalah tujuan atau target yang ingin kita capai disertai dengan tanggal kapan kita bisa mencapainya. Semacam keinginan kejar tayang gitu, hehe..kayak sinetron aja ya..? Tapi kejar tayang disini bukan berarti instant, asal jadi dan ‘kesusu’ kalau orang Jawa bilang lho..,yang dimaksud adalah proses dari pencapaian itu sendiri ada masa expired-nya.
Contohnya, masa kuliah yang normal untuk S1 adalah 5 tahun, kalau lebih dari itu berarti kita expired mencapai gelar S1 walaupun lulus juga akhirnya. Tapi kita sudah kehilangan berapa peluang jika kita lulus tidak tepat waktu ? Kita harus bersaing dengan adik-adik angkatan kita dan mengejar ketinggalan kita. Tenang, Belanda masih jauh…mungkin gitu ya alasan kita untuk membela diri.
Waktu aku kecil dulu, kalau ditanya orang besok gede mau jadi apa, pasti selalu menjawab jadi dokter. Kayaknya enak jadi dokter, bisa ngobati orang, duitnya banyak dan merupakan profesi yang patut untuk dibanggakan. Seiring dengan berjalannya waktu, kayaknya kok nggak gampang jadi dokter, biayanya mahal dan susahnya minta ampun. Padahal belum membuktikan sendiri lho, masih kata orang. Tapi kenapa kata-kata orang itu jauh lebih ampuh mengurungkan niatku untuk menjadi seorang dokter.
Akhirnya cita-citaku berubah ingin menjadi seorang apoteker. Sepertinya menyenangkan bisa membuat obat untuk orang sakit. Demi mencapai tujuan itu, dengan semangat aku ikut UMPTN ambil pilihan pertama Fakultas Farmasi, dan pilihan keduanya Fakultas Biologi. Kenapa pilih Biologi ? Nah, itu pertanyaan yang kadang aku sendiri nggak bisa jawab kenapa.
Percaya nggak, pilihan kedua itu aku pilih hanya karena aku mendengar pembicaraan orang yang sedang lewat tentang prospek Biologi Lingkungan yang bagus. Ya udah, deh..waktu itu aku yang sedang bingung ngisi formulir UMPTN untuk pilihan keduanya langsung milih Fakultas Biologi. Kesannya kok ikut-ikutan yo..pancen kok..hehe..
Tak disangka tak dinyana, waktu pengumuman hasil UMPTN tahun 1996, kok ya namaku nongol di koran sebagai calon mahasiswa di PTN Yogya. Setengah senang setengah kecewa karena ternyata aku nggak diterima sebagai mahasiswi Farmasi, tapi sebagai mahasiswi Biologi. Skorku nggak cukup untuk pilihan pertamaku. Yo
Terus terang saja, awal-awal kuliah aku bimbang mau kemana arah tujuanku. Lebih bimbang lagi kalau ada orang tanya, ooo..kuliah di Biologi ya, besok kerjanya dimana ? Halah, tambah gak jelas..paling-paling jadi guru, apa jadi peneliti atau jual beli preparat gitu to..? Pokoke masih belum ada gambaran. Lama-lama, bisa menikmati juga kuliah, sibuknya praktikum, beragam penelitian, jurnal dan serentetan kegiatan kemahasiswaan yang cukup mengasyikkan. Belajar tentang makhluk hidup nggak ada matinya..
Akhirnya, aku berhasil mengantongi gelar Sarjana Sains dengan IP yang sangat memuaskan saja dengan lama kuliah 5 tahun. Normal-lah…Selanjutnya, bingung lagi kemana kaki hendak melangkah..? Mau kerja apa ya ? Jadi Guru, PNS atau Peneliti ? Semuanya bukan. Ternyata aku mendapat tawaran kerja yang sama sekali nggak ada hubungannya dengan Biologi. Salah satu perusahaan retail terbesar di
Yo
Banyak bidang yang bisa kita pelajari dan itu akan memperkaya wawasan kita. Prinsipku, apa yang bisa kita kerjakan sekarang, just do it ! Dan yang lebih penting, cintailah apapun yang kita kerjakan. Kesuksesan tidak diukur dari jumlah digit rupiah yang kita hasilkan, tapi dari kadar kepuasan batin yang kita rasakan. Salam sukses !