Berdua, laki-laki dan
perempuan itu duduk di bangku taman. Menikmati malam. Melihat bulan
yang penuh membulat, orang bilang itu fullmoon.
“Indah, ya malam ini,
kak.. “, si laki-laki membuka percakapan setelah lama keduanya
larut dalam keheningan.
“Iya..”, perempuan
itu menyahut.
Keduanya duduk
berdampingan. Sengaja ada jarak beberapa centi tersisa hingga tidak
saling bersentuhan. Si perempuan meletakkan kedua tangannya di
pangkuan, sementara si lelaki menyilangkan kedua tangannya
bersedekap.
“Dingin gak kak ?”
“Iya..”
Perlahan tangan laki-laki
itu menjangkau jemari sang perempuan, setengah meragu.
“Boleh ?”
Si perempuan mengangguk
kecil. Mereka saling beradu pandang.
“Terima kasih,
kak..adik seneng banget..”
Si perempuan tersenyum.
Tidak berkata apa-apa. Beberapa detik matanya terpejam, menikmati
kehangatan tangan lelaki itu. Oh, Tuhan..apa yang kulakukan saat ini
? Dalam hatinya sibuk bertanya-tanya, rasa bersalah menyusup
pelan-pelan. Terbayang di pelupuk matanya, wajah suami dan anaknya
yang tertidur lelap.
“Aku harus pulang..”
Perempuan itu berdiri
tiba-tiba. Bersegera berlari meninggalkan laki-laki itu.
“Kak..”
Laki-laki itu ingin
mengejar, namun tak urung hanya bisa terpaku kemudian terduduk lesu.
Dalam bisu di bangku taman. Terbayang pula wajah istri dan anaknya
yang menunggunya pulang.