Beberapa hari ini, pikiran saya terusik dengan pertanyaan seperti judul diatas. Jelas, saat tidur, segala kesadaran kita menghilang, dan seluruh sel-sel dalam tubuh kita beristirahat terkecuali jantung dan organ-organ vital lainnya tetap bekerja. Kita tidak pernah tahu, ada apa dengan roh atau nyawa kita saat kita tidur. Apakah ia ikut pula tidur atau jalan-jalan tapi entah kemana. Semua tidak bisa terjawab secara gamblang.
Lalu mimpi. Saya menduga, saat kita mimpi bertemu dengan seseorang, apakah itu bisa berarti nyawa saya dan nyawa orang itu saling bertemu saat kita tidur ? Ah..ini hanya kemungkinan saya saja, yang pasti mimpi adalah bunganya tidur. Saya tidak tahu sepenuhnya tentang hal itu.
Kehidupan dan kematian menjadi beda tipis saat kita tidur. Kita tak akan tahu jadinya jika nyawa kita tidak kembali lagi saat kita tidur sehingga tidak bisa bangun lagi. Mati. Mungkin begitu jadinya. Siapkah kita jika dalam keadaan tidur kemudian nyawa kita langsung terbang menanggapi panggilan Tuhan ? Entahlah.
Belum lama ini, saya terhenyak saat mendengar kabar bahwa teman lama saya, dikabarkan meninggal dunia karena kecelakaan. Setengah tidak percaya, saya merenung. Umurnya masih muda, 30 tahun sudah menikah dan punya anak satu. Dia pernah menjadi bagian hidup dari keluarga kami. Sangat akrab. Dan tidak menyangka jika dia begitu cepat pergi dari hidup ini. Ah..
Bercermin pada kenyataan itu, rasa syukur saat masih ada kesempatan hidup adalah yang paling manjur untuk mempersiapkan diri jika Tuhan sewaktu-waktu memanggil kita. Dimulai dari pagi hari, saat mata ini bisa terbuka kembali dari keadaan terpejam, mengucap syukur dan memanjatkan doa bahwa hari ini kita masih diberi nafas kehidupan. Seperti apa yang Steve Jobs bilang, berlakulah seakan-akan hari ini adalah hari terakhir kita hidup, niscaya apa yang kita kerjakan tiap hari adalah hal terbaik yang mampu kita lakukan.
Hidup adalah misteri demikian pula dengan kematian. Siapapun tak ada yang mampu meramal kematian orang lain ataupun kematiannya sendiri. Sewaktu-waktu maut bisa menjemput, dan kita takkan mampu untuk menolaknya. Semua akan mengalaminya tanpa kecuali. Sekarang ini kita sedang menanti giliran untuk itu. Dan sialnya, kita tidak pernah bisa bertanya kepada yang sudah mati bagaimana rasanya mati itu. Masuk surga ataupun neraka kita tidak pernah tahu. Pikiran kita terbatas untuk melampaui hal itu.
Apa yang perlu kita siapkan untuk mati semestinya sudah kita lakukan jauh sebelumnya. Kita percaya bahwa hidup hanya sementara, dan akan ada kehidupan kekal sesudah itu sesuai dengan apa yang kita perbuat semasa kita masih hidup di dunia yang fana ini.
Apakah kita sudah mempersiapkan diri untuk kehidupan kekal sesudah mati ? Ataukah kita masih terlalu sibuk dengan kehidupan duniawi yang bersifat daging dan penuh dengan kenikmatan sesaat ini ? Hedonisme, dan kehidupan ragawi lebih prioritas daripada kehidupan rohani kita ? Hanya kita sendirilah yang mampu menjawabnya.
Iman saya percaya, neraka dan surga itu ada. Berbuat baiklah mulai dari sekarang.