Monday, June 03, 2019

Musibah



Hai, lama sekali tak jumpa ya. Blog ini jadi lumutan dah hampir setahun gak diupdate. Ternyata susah juga ngurus banyak blog. Yang TLD diurusin terus karena menghasilkan. Hehe, nggak ding. Alasan utamanya tentu karena susah bagi waktu. Now, I come back.


Kali ini aku mau berbagi cerita tentang pengalaman hidup. Namanya musibah, kita tak pernah tahu. Buktinya kemarin aku baru saja mendapat pelajaran hidup. Saat-saat seperti itu aku jadi tahu bahwa maut itu bisa menjemput kapan saja, dalam hitungan detik. Hanya saja, aku dan anak-anakku masih dilindungi. Berikut kronologisnya, aku ambil dari caption di instagramku. Tak apa ya. Plek ketiplek :)

Semoga bermanfaat, bisa menjadi bahan renungan dan semakin berhati-hati dalam berkendara. Yang sudah hati-hati saja kadang bisa jadi korban ketidak hati-hatian orang lain kan. Seperti kisahku kemarin, sudah mengendarai motor pelan, tetap saja halangan ada-ada saja. Gara-gara paku.

Yuk, disimak..

29 Mei 2019, pukul 10.15 WIB

Motor yang kugunakan untuk menjemput kedua buah hatiku tiba-tiba oleng di separuh perjalanan. Ku tak sanggup mengendalikannya, sehingga aku dan dua buah hatiku terjatuh di dataran berbatu. Wajahku terluka berdarah, gigiku goyang, rahangku sakit, kacamataku retak, kaki kananku pun sulit digerakkan awalnya. Tanganku sebagian lecet-lecet. Anakku? Puji Tuhan si kecil tidak apa-apa, hanya kakaknya sedikit lecet tangannya dan celananya sobek cukup besar. Anak wedok bilang, tadi dia dilindungi malaikat. Thank God. You've saved our life.

Beberapa orang segera berdatangan menolongku. Ada yang membawa dedaunan untuk mengeringkan luka lecetku, ada yang memberi minuman, pun ada yang memberikan sandal landai untuk alasku berjalan. Ada pula yang menuntun sepeda motorku mendekat. Konon, ban belakang motorku terkena paku yang menyebabkan oleng dan jatuh.

Olala, aku kesulitan berjalan. Seorang ibu sigap memapahku. Kulangkahkan kakiku pelan-pelan. Aku berharap tulang kakiku tidak apa-apa, tak ada yang retak ataupun patah. Yang jelas aku merasa ngilu luar biasa di bagian kaki kananku.

Mobil polisi berhenti, ternyata aku sudah mengenal Bapak polisi yang baik hati itu. Beliau menawarkan untuk membawa ke rumah sakit, namun aku bilang sedang menunggu suamiku datang. Aku sudah menelponnya tadi.

Suamiku pun datang bersama salah satu karyawan yang akan membereskan urusan sepeda motorku. Lalu kami berangkat ke rumah sakit, masuk ruang IGD. Aku segera dicek tensi darahku. 120/70. Normal. Luka-luka di wajah dan tanganku segera dibersihkan dan diberi salep. Lututku terasa sakit, namun masih bisa digerakkan dan ditekuk. Semoga kaki kananku baik-baik saja.

Aku masih menunggu giliran untuk dirontgen kakiku. Tak lama, hal itu dilakukan. Lalu aku dan suamiku mendapat penjelasan hasil rontgen atas kakiku. Tulangnya baik-baik saja. Mungkin hanya masalah otot yang memar dan butuh istirahat. Fix, aku sudah boleh pulang. Meskipun langkahku harus dipapah dan tertatih-tatih. Semoga tak butuh waktu lama untuk bisa pulih seperti sedia kala. Aku masih dilindungi Tuhan. Amin.





View this post on Instagram

29 Mei 2019 Motor yang kugunakan untuk menjemput kedua buah hatiku tiba-tiba oleng di separuh perjalanan. Ku tak sanggup mengendalikannya, sehingga aku dan dua buah hatiku terjatuh di dataran berbatu. Wajahku terluka berdarah, gigiku goyang, rahangku sakit, kacamataku retak, kaki kananku pun sulit digerakkan awalnya. Tanganku sebagian lecet-lecet. Anakku? Puji Tuhan si kecil tidak apa-apa, hanya kakaknya sedikit lecet tangannya dan celananya sobek cukup besar. Anak wedok bilang, tadi dia dilindungi malaikat. Thank God. You've saved our life. Beberapa orang segera berdatangan menolongku. Ada yang membawa dedaunan untuk mengeringkan luka lecetku, ada yang memberi minuman, pun ada yang memberikan sandal landai untuk alasku berjalan. Ada pula yang menuntun sepeda motorku mendekat. Konon, ban belakang motorku terkena paku yang menyebabkan oleng dan jatuh. Olala, aku kesulitan berjalan. Seorang ibu sigap memapahku. Kulangkahkan kakiku pelan-pelan. Aku berharap tulang kakiku tidak apa-apa, tak ada yang retak ataupun patah. Yang jelas aku merasa ngilu luar biasa di bagian kaki kananku. Mobil polisi berhenti, ternyata aku sudah mengenal Bapak polisi yang baik hati itu. Beliau menawarkan untuk membawa ke rumah sakit, namun aku bilang sedang menunggu suamiku datang. Aku sudah menelponnya tadi. Suamiku pun datang bersama salah satu karyawan yang akan membereskan urusan sepeda motorku. Lalu kami berangkat ke rumah sakit, masuk ruang IGD. Aku segera dicek tensi darahku. 120/70. Normal. Luka-luka di wajah dan tanganku segera dibersihkan dan diberi salep. Lututku terasa sakit, namun masih bisa digerakkan dan ditekuk. Semoga kaki kananku baik-baik saja. Aku masih menunggu giliran untuk dirontgen kakiku. Tak lama, hal itu dilakukan. Lalu aku dan suamiku mendapat penjelasan hasil rontgen atas kakiku. Tulangnya baik-baik saja. Mungkin hanya masalah otot yang memar dan butuh istirahat. Fix, aku sudah boleh pulang. Meskipun langkahku harus dipapah dan tertatih-tatih. Semoga tak butuh waktu lama untuk bisa pulih seperti sedia kala. Aku masih dilindungi Tuhan. Amin. . . #musibah #Julipedia #storyofmylife #momstory #curhat #caption #instacaption #selfreminder #lifestory #love
A post shared by Blogger Gado2 Indonesia (@juliastrisn) on

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...