Thursday, January 11, 2018

Cita-Cita



Waktu aku kecil, aku pernah bercita-cita menjadi dokter. Dokter adalah cita-cita favorit anak-anak di kala itu. Rasanya keren sekali menjadi dokter. Pintar, menolong manusia, dan kaya. Rasanya sebanding dengan segala kerja keras dan usaha.

Namun, cita-cita itu hanyalah cita-cita anak belaka. Nyatanya aku tak tahu bagaimana caranya supaya aku bisa menggapai cita-cita itu. Padahal bisa dibilang dari kelas tiga SD sampai SMA awal, aku selalu menduduki ranking 3 besar. Cita-citaku mulai bergeser ketika mendengar banyak hal tentang betapa mahalnya biaya masuk ke fakultas kedokteran. Membayangkannya saja aku tak sanggup, mengingat bagaimana kondisi ekonomi orangtuaku saat itu. Maka, bisa kuliah masuk UGM saja sudah sangat bersyukur. Meskipun akhirnya aku masuk pilihan kedua yaitu di Fakultas Biologi, karena Farmasi yang menjadi pilihan pertama gagal kumasuki.

Maka, aku menjalani kuliah dengan asal masuk UGM. Ya, nama besar UGM telah menjadi daya pikatku dengan harapan aku akan mudah mendapatkan pekerjaan saat aku lulus nanti. Di waktu bersamaan dengan pengumuman UMPTN, sebenarnya aku juga di terima di Akademi Gizi. Mengalahkan 400 peserta ujian yang diambil hanya 60 orang. Termasuk aku. Namun, aku akhirnya memilih masuk Biologi UGM dan kesempatan kuliah di AKSI aku tinggalkan.

Jujur, aku menjalani kuliah dan praktikum dengan sejuta tanda tanya bagaimana nasib masa depanku. Aku masih ngrambyang. Belum tahu aku nanti kerja dimana. Paling banter jadi guru. Kalau mau keluar jalur ya bisa saja kerja di Bank atau perusahaan lain yang sama sekali nggak ada hubungan langsung dengan ilmu Biologi. Yah, yang penting dijalani saja. Bisa lulus saja sudah untung.

Tak mengherankan jika aku bukanlah mahasiswa berprestasi di kampus. Biasa-biasa saja. Kalau ada kuliah ya masuk, praktikum ikut saja, wayahe seminar ya nggarap, saatnya skripsi ya dikerjakan. Santai, walaupun waktu seminggu full dengan praktikum sampai tak ada waktu untuk sekedar ikut kegiatan UKM di Gelanggang atau di kampus sendiri.

Sebenarnya pengin sih ikut PSM atau Pecinta Alam gitu, tapi bagaimana mungkin, membaca saja aku sulit..eh, waktuku habis untuk praktikum. Nah, kalau ada sebagian teman dari Biologi yang aktif di UKM Gelanggang, bisa dipastikan frekuensi kemunculannya di kampus jarang-jarang, praktikum juga sering ngulang, datang cuma saat ujian. Jelas, harus ada salah satu yang diprioritaskan. Jarang yang bisa seimbang, kuliah dan praktikum di kampus lancar, kegiatan UKM juga hayuk. Pasti perjuangan mengatur waktunya sangat luar biasa.

Nah, ketika aku bisa lulus kuliah dengan IPK sangat memuaskan saja kuanggap sudah cukup. Gelar Sarjana Sains sudah kupegang. Perjuangan selanjutnya adalah mencari kerja. Begitu lulus tepat 5 tahun kuliah, aku nggak nganggur-nganggur amat karena masih menyelesaikan tugas sebagai asisten praktikum di 2 laboratorium kampus. Lalu ada tawaran untuk bekerja di suatu yayasan pendidikan, oke aku ambil kesempatan itu. Selama 4 bulan aku bekerja disitu lalu selanjutnya berburu pekerjaan lagi.

Lalu terdamparlah aku di suatu kota di Jawa Tengah menjadi seorang Customer Service di perusahaan distributor resmi ponsel yang ngehits pada jamannya, lalu pindah divisi ke bagian administrasi depo di belakang layar, tidak di front office lagi. Di perusahaan ini aku bertahan sekitar 4 tahun. Lalu berputar haluan bekerja di kota udang. Menjadi kasir di sebuah rumah kecantikan yang tergolong besar dan terkemuka di kota itu. Apakah kedua jenis pekerjaan ini berhubungan dengan latar pendidikan aku di Biologi? Enggak. Menyimpang jauh kan?

Lalu aku menikah, dan nekad resign bareng bersama suami buka usaha di bidang otomotif yaitu jualan ban mobil dan onderdil. Di sela-sela kesibukan menjalankan usaha, aku nyambi menjadi seorang Blogger yang menjadi passion sekaligus pintu lain dalam mengais rejeki. Sekali lagi, apakah bidang usaha dan passionku berkaitan dengan latar belakang pendidikan sarjanaku dari Biologi? Enggak juga.

No matter what, apapun pekerjaan yang kupilih, sekalipun tidak berhubungan langsung dengan ilmu saat kuliah dulu, aku belajar satu hal. ADAPTASI. Ya, tentang bagaimana aku bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan segala situasi. Segala proses yang aku lakukan dan perjuangkan dalam meraih cita-cita yang sebelumnya tidak aku bayangkan. Yup, bahkan membayangkan sebagai bakul ban atau Blogger pun, sama sekali tak ada dalam bayanganku di masa lalu. Semua terjadi begitu saja dan spontan.

Mungkin, kalau aku tahu akan menjadi seperti sekarang, dari dulu aku sudah ambil jurusan di bidang jurnalistik untuk menekuni dunia tulis menulis. Dan ambil sekolah di bidang bisnis. Apakah aku menyesal mengambil kuliah di bidang Biologi? Enggak, karena itu sudah menjadi pilihanku terdahulu. Karena dari Biologi aku pun belajar tentang ilmu kehidupan dan aku pun belajar tentang menganalisa dan meneliti segala sesuatu. Meskipun sekarang, berbeda obyek bukan dengan preparat dan mikroskop. But It's the real life!

Selamat mengejar cita-cita! :)


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...